REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ''Ceritanya menyangkut kepentingan publik, tak membosankan, informatif, dan enak dibaca,'' begitu komentar Ketua Dewan Juri Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2012, Uni Zulfiani Lubis atas tulisan berjudul 'Putri di Belakang Istana', karya Abdullah Sammy, wartawan Republika Online.
Karya tulis Sammy tersebut dinobatkan sebagai peraih Adinegoro 2012 untuk ketegori Jurnalistik Siber. “Ceritanya juga segar,” tambah Uni kepada ROL, Selasa (29/1).
Uni tak sendirian dalam menyeleksi karya tulisan yang masuk ke meja kerjanya. Dari 38 karya tulisan, seleksi dilakukan dengan melibatkan dewan juri lainnya yakni Didik Supriyanto dan Onno W Purbo selama kurun waktu tiga bulan.
Adapun penilaian yang dilakukan mencakup tema cerita, bahasa, dan penyajian. Hasil diskusi yang cukup panjang dengan kedua dewan juri lainnya itu, hasil seleksi mengerucut menjadi lima karya tulisan tunggulan.
“Dari lima karya itu, kita harus tentukan satu juaranya,” cetusnya.
Bagi Uni dan dua dewan juri lainnya, tulisan Sammy sangat informatif sekaligus ironi. Tulisan yang bercerita tentang perdagangan manusia berupa prostitusi ini justru berada tak jauh dari pusat kekuasaan (istana).
Cerita yang dikemas tak terlalu panjang ini dikemas dengan apik sehingga tak mengerutkan dahi saat membacanya. Tulisan dilengkapi dengan wawancara, variatif, dan research. Dia berharap, ke depan akan lebih banyak lagi karya tulisan yang menarik, informatif, variatif , dan tentunya mengangkat tentang kepentingan publik. Dirinya yakin, banyak karya tulisan di media online yang bisa disertakan dalam lomba Adinegoro.
Namun, lantaran kerap memenuhi unsur kecepatan, kerap tulisan yang ada pada umumnya kurang mendalam.
Inilah karya jurnalistik Abdullah Sammy yang meraih Adinegoro 2012 kategori Jurnalistik Siber itu: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/01/03/m98htr-putri-di-belakang-istana