Selasa 29 Jan 2013 18:12 WIB

Panglima: Remunerasi TNI akan Ditinjau Kembali

Panglima TNI, Laksamana TNI, Agus Suahartono, memeriksa pasukan perdamaian di Jakarta
Foto: Antara
Panglima TNI, Laksamana TNI, Agus Suahartono, memeriksa pasukan perdamaian di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan pemberian remunerasi kepada prajurit TNI pada 2013 akan ditinjau kembali.

"Dalam waktu dekat akan ditinjau kembali reformasi birokrasi TNI. Manakala ada perubahan reformasi TNI menjadi lebih baik, sangat mungkin remunerasi ditambah. Kalau tetap ya bisa saja tetap, kalau turun ya bisa turun. Remunerasi tergantung pada reformasi birokrasinya," kata Panglima TNI saat jumpa pers Rapim TNI 2013 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Selasa.

Saat ini remunerasi prajurit TNI baru sebesar 38 persen dari total gaji.

Menurut dia, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI, salah satunya pemberian remunerasi.

Dalam berbagai sejarah perang, terbukti keberhasilan sangat tergantung pada kondisi prajurit, selain tentunya aspek persenjataan. "Napoleon Bonaparte, yang dalam salah satu doktrinnya menyebutkan prajurit le grand armee yang berperut lapar tak akan dapat memenangkan pertempuran," tuturnya.

Panglima melanjutkan, seorang prajurit mutlak harus dipenuhi kesejahteraannya. "Mereka bukan mesin perang, mereka adalah manusia. Sandang, pangan, dan papan adalah salah satu dari sekian banyak elemen kesejahteraan yang menjadi tugas negara untuk mewujudkannya," paparnya.

Menurut dia, unsur papan yang masih menjadi sorotan masyarakat, dimana banyak prajurit TNI yang masih belum memperoleh rumah dinas atau asrama.

Hingga saat ini, dari jumlah rumah dinas yang terbatas, sebagian masih ditempati oleh keluarga para purnawirawan. Panglima mengaku prihatin melihat kenyataan ini, sebab semestinya telah diserahkan kembali kepada negara untuk dimanfaatkan oleh prajurit TNI aktif.

Kendati demikian, akar permasalahan minimnya ketersediaan rumah dinas bagi para prajurit tidaklah sederhana. Hal ini terjadi karena penyelesaian yang tak kunjung tuntas dari waktu ke waktu, sehingga menjadi problem warisan yang membebani para pejabat saat itu.

''Oleh karenanya, dibutuhkan segera upaya penyelesaian yang proaktif dan bijaksana," tegas Agus.

Ia berharap kesejahteraan prajurit TNI dapat ditingkatkan sesegera mungkin karena kesejahteraan prajurit merupakan salah satu fondasi dalam menjaga konsistensi terhadap komitmen, semangat revitalisasi alutsista dan peningkatan profesionalitas dalam rangka menjaga eksistensi peran strategis TNI dalam menjaga dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement