REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh pendidik, Anies Baswedan pernah disebut sebagai salah seorang calon presiden potensial dari kaum muda. Bahkan rektor Universitas Paramadina itu dikabarkan didekati sejumlah parpol.
Salah satu parpol yang mendekati Anies adalah Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Namun Anies menegaskan ia akan berkosentrasi pada dunia pendidikan.
Ia lebih memilih memberikan kontibusi kepada bangsa lewar jalur pendidikan ketimbang terjun ke dunia politik. "Belumlah, lamaran saja belum ada. Gimana mau nyapres. Saya mau fokus sama dunia pendidikan saja," kata Anies saat ditemui di Hotel Grand Melia, Jakarta Selatan, Senin (28/1) malam.
Pada tahun politik ini, menurut Anies terlalu banyak orang yang memperebutkan suatu posisi. Padahal pemahaman akan tugas dan tanggung jawab yang harus diemban atas posisi tersebut belum matang dan jelas.
"Lebih banyak orang yang ingin menjadi, daripada siap menjadi," ungkap penggagas gerakan Indonesia Mengajar itu.
Meski begitu ia menghargai keinginan orang-orang yang menginginkan posisi strategis seperti presiden atau wakil presiden, sebagai sebuah proses politik. Dalam proses demokrasi, lanjutnya, memang diperlukan ikhtiar-ikhtiar politik. Walaupun dibutuhkan orang-orang yang berkualitas untuk mengisi jabatan tersebut.
Idealnya, seorang capres menurut Anies harus mampu menggerakkan hukum dan masyarakat ke arah yang lebih baik. Bukan sebatas pemimpin yang hanya mampu membayar orang untuk bergerak.
Karenanya, menjadi tanggung jawab parpol untuk memilih orang-orang yang baik. "Sehingga masyarakat bisa memilih yang terbaik diantara yang baik," ujarnya mengakhiri.