Senin 28 Jan 2013 19:09 WIB

DIY Berpotensi Hujan Ekstrem Hingga Februari

Rep: Yulianingsih/ Red: Djibril Muhammad
Hujan ekstrem
Hujan ekstrem

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hujan ekstrem dengan intensitas sedang sampai lebat masih akan berpotensi terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga pertengahan Februari mendatang. Hujan ekstrem inipun diprediksikan akan merata di seluruh DIY. 

"Kemarin intensitas hujan mulai menurun. Namun sejak dua hari ini akan terus mengalami kenaikan seiring munculnya kembali Munson Asia di Samudra Hindia," terang prakirawan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Sigit Hadi Prakoso, Senin (28/1).

Menurutnya, Munson Asia yang kembali menguat ini akan menyebabkan banyaknya penguapan air dan membentuk awan-awan tebal sehingga potensi hujan ekstrem akan terjadi. Hujan ekstrem ini diperkirakan akan mencapai intensitas antara 50 hingga 100 milimeter/ hari. 

Munculnya kembali Munson Asia ini juga berpotensi adanya pembentukan daerah tekanan rendah yang berakibat pada pembentukan badai tropis seperti badai Narell yang terjadi beberapa hari lalu. Badai tropis ini akan berpotensi menyebabkan tingginya gelombang laut mencapai di atas 2 meter dan munculnya angin kencang di wilayah daratan.

Meski begitu, kata dia, potensi angin kencang ini diprediksikan tidak akan menimbulkan bencana. Angin kencang yang terjadi sendiri bukan angin puting beliung. "Pada kondisi curah hujan yang terjadi setiap hari, perbedaan suhu itu cukup homogen sehingga potensi angin puting beliung hampir tidak ada," tuturnya.

Dengan  potensi curah hujan yang cukup tinggi tersebut pihaknya mengimbau masyarakat bantaran sungai yang berhulu di kaki Merapi untuk meningkatkan kewaspadaan. Karena curah hujan yang tinggi ini merata termasuk di lereng Merapi yang memiliki tumpukan material vulkanik yang bisa menyebabkan banjir lahar dingin hingga tingkat hulu.

Pihaknya juga meminta nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul potensi tinggi gelombang laut di atas 2 meter. "Selain itu untuk pohon-pohon perindang yang sudah rapuh dan tua bisa dipangkas agar tidak menyebabkan korban jika terjadi angin kencang," tambahnya.

Terpisah, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Sudarsono mengatakan, pihaknya sudah siap siaga menghadapi berbagai bencana yang berpotensi terjadi di wilayah Yogyakarta.

"Yang paling dekat memang banjir lahar dingin maupun banjir lokal akibat luapan air sungai saat hujan deras turun," terangnya.

Meski begitu kata dia, kesiap siagaan bencana hingga tingkat rukun warga (RW) di Yogyakarta sudah terbentuk. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement