Ahad 27 Jan 2013 17:55 WIB

Nelayan Nganggur, 12 Tempat Pelelangan Ikan Tutup

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Cuaca buruk masih melanda perairan Jawa. Salah satunya, perairan di Kabupaten Karawang.

Akibat kondisi alam yang tak bersahabat ini, 12 tempat pelelangan ikan (TPI) berhenti beroperasi. Hal itu, disebabkan 14.400 nelayan yang tersebar di 12 TPI tersebut menganggur sejak 6 Januari yang lalu.

Sahari, Sekertaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Karawang, mengatakan, cuaca buruk yang terjadi sejak pekan pertama Januari ini menyebabkan aktivitas nelayan terhenti. Mereka tak bisa melaut, akibat angin kencang dan ombak tinggi. Karenanya, nelayan kehilangan mata pencahariannya.

"Tak ada yang melaut, berarti nelayan sedang menghadapi masa paceklik," ujar Sahari, kepada //Republika//, Ahad (27/1).

Karena kondisi tersebut, kerugian yang diderita selama 22 hari itu minimal Rp 15,8 miliar. Asumsinya, bila diambil penghasilan minimal Rp 50 ribu per nelayan, maka dikalikan dengan jumlah nelayan per TPI sebanyak 1.200 orang. Untuk satu TPI, uang yang tak berputar itu minimal Rp 60 juta per hari.

Sedangkan, untuk lingkup kabupaten tinggal dikalikan saja Rp 60 juta dengan jumlah TPI sebanyak 12 unit. Berarti, uang yang hilang selama sehari gara-gara nelayan tak melaut minimal Rp 720 juta.

Saat ini, nelayan yang tak melaut itu sudah memasuki hari ke 22. Dengan begitu, akumulasi penghasilan yang //lost// semakin besar. Kisarannya, mencapai Rp 15,8 miliar. Jumlah tersebut, berdasarkan hitungan paling minimal. Sepertinya, bila dihitung secara rinci bisa saja lebih dari Rp 20 miliar, penghasilan itu hilang.

Karena kondisi seperti itu, lanjut Sahari, kehidupan nelayan semakin terpuruk. Pihaknya saat ini sudah berkoordinasi dengan dinas terkait, untuk mengupayakan bantuan bagi nelayan. Selain dengan dinas, HNSI juga akan merangkul perusahaan BUMN. Supaya, ada kepedulian terhadap nasib para nelayan ini.

"Minimal, bantuan itu berupa sembako," jelasnya.

Dengan adanya bantuan sembako, beban nelayan akan terbantu. Sebab, beban besar yang dipikul para nelayan ini, yaitu untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya. Salah satunya, supaya dapur tetap ngebul.

Sahari memprediksi, masa paceklik yang melanda nelayan ini belum akan berakhir dalam waktu dekat. Pasalnya, berdasarkan prakiraan cuaca yang dilansir BMKG, musim hujan akan berlangsung sampai Februari mendatang. Dengan begitu, masa paceklik ini diperkirakan nyambung sampai bulan depan.

"Karenanya, perlu antisipasi sejak sekarang. Supaya, nelayan tak semakin terpuruk," tutur Sahari.

Sementara itu, Ketua TPI Samudera Mina, Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan, Muchlisi (52 tahun), mengaku, hingga saat ini aktivitas pelelangan masih berjalan. Namun, tak seramai hari normal. Dengan kata lain, ada penurunan aktivitas selama cuaca buruk ini. Biasanya, ikan yang dilelang di TPI ini minimal dua kwintal per hari. Kini, hanya 40 persennya.

"Nelayannya banyak yang tak melaut," ujar dia.

Kalaupun ada ikan, hal itu hasil tangkapan di luar Karawang. Seperti, dari Sumatera dan Kalimantan. Saat ini, ikan yang masih ada hanya Tengiri, Kakap Merah, Jenaha, serta Udang Cerebung (udang laut). Karena ikannya jarang, maka harganya mengalami kenaikan.

Untuk Tengiri, harga saat ini mencapai Rp 45 ribu. Padahal, bila kondisi normal antara Rp 35-40 ribu per Kg. Untuk Udang Cerebung campuran dari berbagai ukuran, harganya Rp 70 ribu per Kg. Padahal, biasanya antara Rp 50-60 ribu per Kg.

"Aktivitas nelayan ini, sepertinya akan terus terganggu. Seiring dengan masih buruknya cuaca," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement