Ahad 27 Jan 2013 08:31 WIB

Inovasi Lemah, Pemerintah Perlu Turun Tangan

LIPI
LIPI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lukman Hakim, menilai inovasi merupakan salah satu kunci kemajuan satu negara. Di saat sistem inovasi memiliki basis ilmu pengetahuan atau industri yang lemah, menurutnya, pemerintah perlu turun tangan dan mengambil tindakan korektif.

"Pemerintah di negara-negara berkembang mungkin perlu turut campur tangan dalam menyediakan kapasitas struktural untuk memperbaiki kerangka kerja yang masih lemah. Ketika sistem inovasi kekurangan SDM penelitian, memunculkan permintaan (dari sektor industri) mungkin saja tidak cukup untuk membangun kemampuan," katanya dalam pernyataan pers, kemarin.

Menurut dia, sama halnya bila agen industri tidak mampu menjalankan perannya dalam mencukupi permintaan, pemerintah dapat campur tangan memastikan permintaan dibuat untuk sumber daya manusia atau barang industri dan jasa. Dengan berfokus pada era Iptek intensif, lingkaran kebajikan dalam sistem dapat diciptakan untuk memacu inovasi.

Korea Selatan dapat dianggap sebagai contoh. Meskipun sektor industri menyumbang sebagaian besar pengeluaran Riset and Development di sana saat ini, pada masa lalu ini tidak terjadi karena ketidakmampuan kepentingan terkaitnya.

"Sebenarnya, sebagian besar R&D tidak ada pada sektor industri pada awal pembangunan Korea Selatan, namun lembaga penelitian diciptakan untuk mendukung kemampuan R&D industri", jelasnya.

Kepala Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Pappitek) LIPI, Husein Avicenna, menambahkan bahwa pada umumnya, sebagian besar negara mengikuti kearifan konvensional yang menyarankan untuk meniru negara dengan pencapaian inovasi yang paling berhasil.

Pendekatan ini, kata dia, berasal dari Barat yang menerangkan bahwa analisis dilakukan secara ilmiah dan berdasarkan pengalaman sebelumnya, "Namun adopsi kebijakan seperti ini belum tentu mendatangkan kesuksesan, karena kondisi berbeda yang dihadapi oleh negara-negara berkembang atau bahkan beberapa negara maju", katanya.

Penggabungan dua pendekatan, yaitu pendekatan holistik Timur dan ilmiah Barat, dapat digunakan untuk mendiagnosis sistem inovasi dan memberikan rekomendasi kebijakan yang spesifik. Namun, kata dia, hal pertama yang harus dilakukan adalah perlu memberikan dasar untuk mendiagnosis sistem inovasi dan solusinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement