REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif mengaku masih ada beberapa tantangan terkait banjir yang harus diatasi hingga Maret mendatang.
Tantangan pertama adalah adanya potensi banjir berdasarkan perkiraan curah hujan yang tinggi dan pasang air laut yang dipengaruhi bulan purnama.
Kedua, kondisi sungai di DKI Jakarta yang mempunyai kapasitas terbatas. Akibatnya, jika curah hujan tinggi dan air kiriman dari hulu datang, sungai tidak dapat menampung.
Belum lagi sampah yang menggunung di sungai. Pembersihan sampah difokuskan di Sungai Ciliwung dengan melibatkan personel TNI dan Pemda setempat.
"Sistem keorganisasian juga perlu mendapat perhatian khusus. Jumlah personel BPBD DKI Jakarta perlu ditambah," katanya saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Sabtu (26/1).
Ia menyebut personel BPBD Jakarta hanya berjumlah 38 orang. Ia mengakui jumlah tersebut sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah warga Jakarta yang harus mereka tangani. Akibatnya untuk pengaduan bencana dan distribusi bantuan pihaknya cukup kewalahan.
Masyarakat yang enggan mengungsi meski rumahnya terendam banjir juga menjadi tantangan tersendiri. Untuk mengatasinya, Syamsul mengaku terus berkoordinasi dengan Pemda DKI di setiap wilayah.
"Personel BNPB berjumlah 300 orang. Sekitar 90 persennya saya terjunkan langsung di lapangan," ujar Syamsul yang juga menempatkan pejabat eselon satu di tiap kantor wali kota untuk membantu.