Sabtu 26 Jan 2013 09:10 WIB

Mau Lihat Ritual Ratusan Keris? Datanglah ke Museum Neka

 Aneka keris. Ilustrasi.  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Aneka keris. Ilustrasi. (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Neka Art Museum, museum swasta pertama di Indonesia yang berlokasi di perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, menggelar ritual khusus terhadap 272 koleksi keris. Ritual itu bertepatan dengan Hari Tumpek Landep, Sabtu (26/1).

"Tujuh dari 272 bilah keris itu, ritualnya dilakukan di Merajan (tempat suci keluarga), yang bertepatan dengan upacara piodalan, dan 265 keris lainnya upacaranya di museum seperti upacara sehari-hari," kata pendiri sekaligus pengelola museum ini, Pande Wayan Suteja Neka di Ubud, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan tumpek Landep persembahan suci yang khusus ditujukan untuk semua jenis benda yang terbuat dari bahan besi maupun benda tajam seperti keris dan senjata pusaka diperingati setiap 210 hari sekali. "Peringatan Tumpek Landep di museum kali ini sederhana, karena perayaan skala besar akan dilakukan pada Tumpek Landep yang akan datang," ujar Pande Suteja Neka.

Museum Neka memiliki koleksi 272 keris, disamping 312 koleksi berbagai jenis lukisan dan patung. Koleksi keris umumnya berumur ratusan tahun yang "diburunya" satu persatu dari berbagai pelosok pedesaan di Bali maupun dari sejumlah daerah di Tanah Air.

Dari ratusan koleksi keris tersebut, 21 buah di antaranya warisan puri pada zaman kerajaan di Bali, seperti keris Ki Baju Rantai dari Puri Agung Karangasem, daerah ujung timur Pulau Bali maupun Ki Gajah Petak dari Puri Kanginan Singaraja, daerah pesisir utara Pulau Dewata.

Demikian pula keris Ki Belang Uyang dari Puri Agung Gianyar dan sekitar 100 keris tangguh (kuno) yang didapat dari berbagai daerah di Indonesia.

Pande Neka menjelaskan, koleksi keris tersebut juga ada yang digolongkan keris kamardikan, yakni dibuat oleh empu keris setelah Indonesia merdeka, atau berumur lebih dari 50 tahun.

Koleksi keris tersebut kini menjadi pajangan museum yang bisa disaksikan oleh masyarakat umum, termasuk wisatawan mancanegara dalam menikmati liburan di Pulau Dewata. Pameran itu juga bersamaan dengan memperlihatkan koleksi lukisan dan karya patung, ujar Suteja Neka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement