REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- DPRD Kota Surabaya mengusulkan agar kasus-kasus penularan HIV/AIDS yang kian meresahkan masyarakat itu cara pencegahannya dimasukkan dalam kurikulum sekolah.
"Kami berharap pencegahan penularan HIV/AIDS bisa masuk dalam kurikulum. Nanti mekanismenya antara KPA dan Dinas Kesehatan bisa bekerja sama dengan Dinas Pendidikan," kata anggota Pansus Raperda Penanggulangan HIV/AIDS, Sachiroel Alim, saat pembahasan Reperda HIV/AIDS di ruang Komisi C DPRD Surabaya, Senin.
Menurut dia, penularan HIV/AIDS tetap perlu diwaspadai karena tidak menutup kemungkinan orang yang tertular bisa menularkan secara sengaja ke orang lain.
"Bisa saja orang yang tertular merasa ada perlakuan diskriminasi sehingga timbul pikiran jahatnya untuk menularkan kepada orang lain,'' kata Ketua Komisi C DPRD Surabaya ini. ''Tentunya hal ini yang perlu diantisipasi dalam pembahasan raperda penanggulangan HIV/AIDS."
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Esty Martiana Rachmie, mengatakan pihaknya sudah melakukan pendekatan kepada sekolah-sekolah. Namun, pihaknya belum mendapat respons positif.
"Pihak sekolah hanya bilang maaf karena tidak bisa memasukkan materi HIV/AIDS pada saat MOS (Masa Orientasi Siswa) dengan alasan materi sudah penuh," katanya.