REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah belum menghitung kerugian akibat banjir yang melanda DKI Jakarta dalam beberapa hari terakhir.
"Belum ada penghitungan. Baru akan dilakukan penghitungan oleh Menko Kesra," ujarnya di Jakarta, Senin (21/1).
Hatta belum mau memberikan komentar terkait opini dari kalangan pengusaha yang memperkirakan kerugian akibat banjir mencapai angka Rp 1 triliun. "Itu belum jadi sebuah angka yang resmi. Kita tidak tahu apa kurang dari itu atau lebih dari itu," katanya.
Untuk saat ini, Hatta memastikan pemerintah akan memberikan upaya dan menyiapkan antisipasi terbaik sebagai tindakan penanggulangan banjir serta memprioritaskan penanganan korban.
"Yang penting sekarang ini konsentrasi kita mengatasi banjir secepat mungkin, membantu para korban agar bisa kembali ke rumahnya dan menyelamatkan yang sakit," ujarnya.
Menurut Hatta, pemerintah telah menyiapkan dana untuk menata dan menertibkan Sungai Ciliwung serta membangun sudetan sebagai upaya mengantisipasi datangnya banjir di DKI Jakarta.
"Sudetan ini mengkoneksi Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur sepanjang 2,5 km dengan anggaran Rp 500 miliar. Selebihnya Rp 700 miliar untuk penataan Sungai Ciliwung," katanya.
Hatta menjelaskan proyek sudetan menjadi prioritas mengingat selama ini arus air yang masuk lebih banyak menuju Kanal Banjir Barat (KBB) sementara Kanal Banjir Timur (KBT) relatif tidak terisi.
Ia mengatakan bahwa penelitian terkait proyek tersebut telah dilakukan dan diharapkan akan segera dimulai pada tahun ini dan selesai pada 2014.
"Kemarin itu, Sungai Ciliwung meluap tapi kanal timur kosong karena tak terkoneksi. Beban kanal barat terlalu berat, maka Menteri Pekerjaan Umum memutuskan sudetan. Presiden memberikan instruksi harus dijalankan," katanya.