Senin 21 Jan 2013 18:08 WIB

Jumlah Pengungsi Membesar Saat Jam Makan

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Warga korban bencana banjir luapan Sungai Ciliwung mengungsi di bawah jembatan layang Kampung Melayu, Jakarta, Ahad (20/1) malam. (Republika/Yasin Habibi)
Warga korban bencana banjir luapan Sungai Ciliwung mengungsi di bawah jembatan layang Kampung Melayu, Jakarta, Ahad (20/1) malam. (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang mengepung Jakarta mulai surut. Para pengungsi di Kampung Melayu, Jakarta Timur berbondong-bondong pulang ke rumah masing-masing.

Jumlah pengungsi yang terdata pun sekarang tinggal 2.700 pengungsi dari enamribu pengungsi pada Ahad (20/1) kemarin. Jumlah ini pun terus berkurang. 

Namun, angka tersebut ternyata masih fluktuatif. Pasalnya, pengungsi kerap pulang pergi ke posko pengungsian. Para pengungsi kembali datang ketika waktu makan. Hal ini disebabkan rumah mereka masih banyak yang rusak dan bau akibat banjir.  

Lurah Kampung Melayu Bambang Pangestu mengatakan,  pendistribusian makanan matang pun menjadi sulit karena pendataan jadi tidak tepat. "Ketika didata 2.700 tetapi ketika waktu makan bisa meningkat," kata dia kepada Republika, Senin (21/1) sore.

Pihaknya, kata Bambang, akan melakukan pendataan lagi agar mendapat jumlah pengungsi yang tepat. Sedangkan sekarang masih fluktuatif, ketika waktu makan dan tidur para pengungsi kerap datang ke tempat pengungsian.

Memang, ujar dia, datang dan perginya para pengungsi merupakan hal yang unik yang kerap terjadi ketika banjir. Pasalnya rumah mereka masih belum nyaman untuk ditempati karena bau dan kotor karena kotoran banjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement