Senin 21 Jan 2013 15:52 WIB

Akibat Banjir, Petani Bawang Rugi

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pedagang mengupas bawang merah sebelum dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Ahad (29/1). (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Pedagang mengupas bawang merah sebelum dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Ahad (29/1). (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta --- Banjir yang menggulung ratusan hektara (ha) sawah membuat petani bawang merugi. Lebih dari 500 ha lahan milik petani kecil di Brebes mengalami gagal panen.

Kerugian ditaksir mencapai lebih dari Rp 25 milyar. Agar tak makin terpuruk, ratusan petani melakukan panen dini. Petani pun merasakan imbas ketika waktu panen dimajukan..

Jika musim panen sesungguhnya satu hektar lahan mampu menghasilkan 10 ton bawang, kini petani harus puas dengan produksi 2 ton bawang. Kualitasnya pun tak bagus. "Memang belum layak jual," ujar Ketua Umum Dewan Bawang Nasional, Sunarto Atmo Taryono, Senin (21/01).

Di jalur Pantura, serangan hama semakin menurunkan hasil produksi. Imbasnya harga bawang sontak melonjak di pasaran. Sebelumnya bawang dijual dengan harga Rp 8-9 ribu, sekarang bawang dihargai Rp 11- 12 ribu. Agar bisa melakukan tanam ulang, petani meminta bantuan benih dan pupuk dari pemerintah. 

Petani pun setuju untuk melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan nasional. Impor rencananya akan dilakukan mulai pertengahan  Februari hingga April mendatang. Petani meminta komitmen pemerintah untuk menghentikan impor jika waktu panen raya tiba sekitar bulan April. "Impor maksimal empat bulan saja," kata Sunarto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement