REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Mantan Wapres Jusuf Kalla menilai saat ini bukan waktu yang tepat membahas soal pemindahan ibu kota Indonesia ke kota lain. Menurutnya kurang etis wacana tersebut digulirkan di saat banjir tengah melanda Jakarta hampir sepekan terakhir.
"Kurang etis, di saat orang tengah susah, malah berpikir untuk pindah," katanya di sela-sela kunjungan ke Pontianak, Senin (21/1).
Menurut dia, karena banjir atau saat kondisi tengah sulit, lalu Jakarta akan ditinggalkan. "Kita harusnya perbaiki yang 'sakit'," kata Ketua Umum PMI Pusat itu.
Ia menambahkan, banyak yang membandingkan negara lain yang sudah memindahkan ibu kota negara atau pemerintahan ke daerah baru. Salah satunya Malaysia, dari Kuala Lumpur ke Putra Jaya.
"Tapi yang harus diingat, Malaysia itu hanya seperlima dari besaran dan beragamnya pemerintahan di Indonesia," ujar dia.
Ia mengungkapkan, ketika Malaysia membangun Putra Jaya, dibutuhkan dana sedikitnya Rp 100 triliun.
"Dapat dibayangkan berapa yang dibutuhkan Indonesia kalau (Jakarta) dipindahkan," katanya menegaskan.
Sementara Indonesia juga membutuhkan anggaran untuk pembangunan di seluruh sektor dan daerah. Mengenai kondisi banjir di Jakarta, ia menambahkan, kemungkinan akan ada perubahan dalam pekan ini.
"Tetapi yang penting, perlu kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana serta penanganan pascabencana," katanya.