Ahad 20 Jan 2013 18:49 WIB

Penyakit Mengintai Pengungsi Banjir Jakarta

Pengungsi Banjir (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pengungsi Banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai penyakit mulai menjangkiti pengungsi karena sejak banjir menggenangi sejumlah wilayah DKI Jakarta mereka tidak bisa menjaga kebersihan mengingat situasi yang serba darurat.

Sejumlah warga korban banjir di Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, mulai terserang penyakit saat mengungsi di posko-posko sepanjang Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur.

"Hari ini ada sejumlah warga yang terkena demam, sakit perut, flu, dan pilek karena masalah higienitas di lokasi pengungsian," kata Kepala Polres Jakarta Timur Kombes Pol Jakarta Timur Mulyadi K di posko pengungsian Polres Jakarta Timur, di Jakarta, Minggu.

Namun Mulyadi tidak menyebutkan secara rinci jumlah pengungsi yang terserang penyakit.

"Jumlah warga yang kena penyakit tidak banyak, makanya kami antisipasi dengan mendirikan posko kesehatan," katanya.

Pihak polres dan polda setempat telah bekerja sama dalam memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat yang terkena imbas banjir.

"Kami berharap mudah-mudahan tidak ada kenaikan debit air lagi hingga warga cepat kembali ke pemukiman mereka," kata Mulyadi.

Islamic Medical Service (IMS) membuka posko layanan kesehatan untuk korban banjir di bawah pintu tol Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu.

Kru IMS yang mengaku awalnya berniat membuka posko di Muara Baru terpaksa harus memutar arah dan berhenti di Penjaringan karena sulitnya akses masuk.

"Sebetulnya ini untuk ke Muara Baru rencananya, cuma karena tidak memungkinkan kami berhenti dan ambil inisiatif buka posko di sini," kata Koordinator Tim, Imron Faizin, di Jakarta.

Timnya sejak Minggu pukul 10.00 WIB sudah membuka posko layanan kesehatan di Gedong Panjang.

Pihaknya hanya membawa persediaan obat untuk kisaran 300 hingga 400 orang pasien.

Oleh karena itu, kemungkinan poskonya akan berakhir pada sore hari, pukul 17.00 WIB.

Keluhan yang disebutkan sebagian besar korban banjir adalah diare, penyakit kulit, batuk, dan flu.

Mengenai rencana untuk Senin (21/1), pihaknya kemungkinan kembali membuka posko layanan kesehatan di Gedong Panjang, mengingat masih banyak warga yang membutuhkan pengobatan.

Selain di Gedong Panjang, Imron menyebutkan bahwa IMS juga membuka posko layanan kesehatan untuk korban banjir di dua lokasi lain yaitu Ciledug dan Kampung Melayu.

Gunakan sepatu

Masyarakat diingatkan menggunakan sepatu banjir atau bot saat ke lokasi banjir agar kaki terlindungi dari berbagai luka dan cedera akibat terkena benda tajam.

"Saat banjir seringkali masyarakat mengabaikan kondisi keselamatan kaki, padahal justru sering terluka karena benda tajam yang terbawa banjir," kata Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zaenal Abidin saat dihubungi di Jakarta.

Ia mengatakan banjir yang melanda di sejumlah wilayah Jakarta seharusnya justru membuat masyarakat kian waspada terhadap kesehatannya, terutama kaki di saat berjalan atau menerjang banjir yang tidak diketahui justru bisa membawa benda tajam.

Menurut dia, sejumlah penyakit seperti leptospirosis, gatal-gatal, dan cacingan mengancam warga saat banjir. Kondisi seperti itu hendaknya justru menjadi perhatian utama masyarakat, khususnya di bagian yang langsung terkena air banjir.

"Kaki adalah bagian tubuh yang bersentuhan langsung dengan air banjir yang kotor. Kita tidak tahu akan menginjak apa, bisa saja ada benda tajam yang terbawa dan terinjak," kata Zaenal.

Oleh sebab itu, katanya, masyarakat jangan lupa menggunakan sepatu, akan lebih baik lagi sepatu bot, saat melalui wilayah banjir agar kaki tetap terlidungi dan tidak luka.

Zaenal mengingatkan bahwa hal tersebut juga berlaku kepada para relawan atau pemberi pertolongan korban banjir, agar senantiasa menggunakan bot saat memberikan bantuan sehingga kakinya terhindar dari luka dan tidak tertular sejumlah penyakit.

Dia mengatakan, kebutuhan air bersih para pengungsi banjir harus terpenuhi agar mereka dapat terhindar dari segala macam penyakit dan dapat hidup secara layak di lokasi pengungsian.

"Hal yang krusial dari dampak banjir adalah masyarakat yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih," katanya.

Ketersediaan air bersih untuk para pengungsi itu, diantara lain untuk keperluan minum, memasak, dan Mandi Cuci Kakus (MCK).

Menurut Zaenal, banyaknya penyakit yang menjangkit warga korban banjir seperti infeksi jamur kulit, diare, kolera, disentri, dan tifus disebebkan sulitnya memperoleh air bersih.

Menurut data IDI, sejumlah penyakit yang paling banyak melanda korban banjir di lokasi bencana maupun di tempat pengungsian adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), infeksi jamur kulit, diare, penyakit lambung, sakit kepala, sakit otot, penyakit gigi dan mulut, penyakit pada mata dan telinga, dan penyakit akibat luka bendatajam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement