REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suasana ibu Kota Jakarta pada Jumat (18/1) terlihat lengang dari berbagai aktivitas masyarakat yang biasanya terlihat sibuk dan padat serta lalu lintas yang selalu macet.
Arus lalu lintas di jalan-jalan protokol tidak sepadat biasanya. Bahkan ruas Jalan MH Thamrin-Sudirman dan Rasuna Said yang merupakan kawasan bisnis, juga terlihat lengang dari yang biasanya macet.
Suasana ibu kota setelah matahari terbenam di kawasan bisnis itu juga tidak segemerlap biasanya. Hanya ada beberapa gedung yang terlihat menyalakan lampu, sementara banyak lampu jalan dan lampu pengatur lalu lintas yang mati.
Pada Jumat banyak warga Jakarta yang tidak masuk kerja disebabkan rumahnya kebanjiran atau tidak bisa menggunakan fasilitas publik karena jaringan kereta rel listrik (KRL), bus Transjakarta maupun alat transportasi umum terutama bus kota lain tidak beroperasi.
Hujan deras yang melanda ibu kota sejak Kamis dinihari telah menyebabkan Jakarta kebanjiran. Beberapa wilayah di Jakarta terendam banjir yang tingginya bervariasi.
Banjir dan arus air yang deras juga telah menjebol tanggul Kanal Banjir Barat di kawasan Jl Latuharhary. Kanal Banjir Barat tidak mampu menahan aliran deras sehingga air meluap melewati tanggul beton dan menerjang tanggul tanah yang ada di sebelah tanggul beton.
Jebolnya tanggul Kanal Banjir Barat di kawasan Latuharhary telah menyebabkan air menggenangi jantung ibu kota seperti Bundaran Hotel Indonesia. Air juga sempat menggenangi Istana Kepresidenan yang berada di Jalan Medan Merdeka Utara.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah menyatakan kondisi tanggap darurat banjir selama 10 hari terhitung sejak 17 Januari 2013 hingga 27 Januari 2013.
Pada Kamis juga sempat beredar kabar, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan hari tersebut sebagai cuti bersama, tetapi telah dibantah oleh Gubernur Jokowi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika