REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan balita seperti makanan atau susu bayi, menjadi bantuan paling darurat bagi korban banjir Jakarta.
Sejumlah pengungsi banjir di bawah jembatan layang Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengungkapkan hingga kini belum ada bantuan untuk memenuhi kebutuhan bayi, seperti makanan maupun susu yang diterima.
"Belum ada bantuan untuk kebutuhan bayi. Popok, susu maupun makanan," keluh seorang pengungsi Puspita Ria (28) yang mempunyai anak berusia dua bulan, Jumat (18/1).
Ria mengaku bantuan keperluan balita memang sangat dibutuhkan. "Popok yang diperlukan. Kalau makanan, belum saya butuhkan karena memang belum dikasih makan," jelas dia.
Puspita mengungsi sejak Kamis (17/1) siang karena banjir merendam rumahnya. Beruntung tidak ada gangguan kesehatan pada anaknya.
Keluhan serupa datang dari Atin yang mempunyai anak tujuh bulan bernama Alentin. Ia mengeluhkan belum menerima bantuan makanan bayi.
"Anak saya sudah makan. Biasanya kalau tidak banjir, saya yang memasaknya sendiri. Tapi kondisi banjir seperti ini sulit," jelas Atin.
Atin juga mengungsi di bawah jembatan layang Jati Baru sejak Kamis siang. Sejak mengungsi, dia mengeluhkan anaknya yang mengalami diare dan batuk pilek.
"Pemerintah tolong perhatiannya, kami sangat membutuhkan makanan bayi dan popok," harap Atin.
Sejumlah pengungsi di kawasan tersebut, mulai kembali ke rumahnya masing-masing karena air sudah mulai surut. Namun mereka mengaku tetap waspada kemungkinan kembali meluapnya air.