Kamis 17 Jan 2013 10:33 WIB

Kanal Banjir Barat tak Mampu Tampung Debit Air

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Heri Ruslan
Rumah warga yang terendam banjir akibat meluapnya Banjir kanal Barat di kawasan Karet Tengsin Jakarta Barat, Rabu (16/1).
Foto: Republika/Rakhmawaty
Rumah warga yang terendam banjir akibat meluapnya Banjir kanal Barat di kawasan Karet Tengsin Jakarta Barat, Rabu (16/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanal banjir barat Jakarta dinilai tidak mampu menampung debit air yang terus berdatangan ke Jakarta. Debit air terus berdatangan baik dari Bogor yang mengalir ke Sungai Ciliwung dan berbagai sungai dari Tangerang.

"Saya melihat kanal barat kesulitan menampung debit air," jelas Kepala Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, saat dihubungi, Kamis (17/1). Debit air di Pintu Air Manggarai sudah lebih dari seribu sentimeter. Debit air tersebut mengalir ke Sungai Ciliwung. Sutopo mengatakan akan sangat riskan bila pintu air manggarai tidak mampu menampung debit air.

Kanal banjir barat yang tidak mampu menampung debit air mengakibatkan banjir di Jelambar, Dukuh Atas, dan beberapa kecamatan dan kelurahan yang ada di sekitar kanal banjir barat.

Banjir kali ini mengakibatkan Kantor Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, terendam air hingga 70 sentimeter. Gubernur mengalami kesulitan masuk kantor. Selain itu, Bunderan Hotel Indonesia tergenang air keruh. Lumpur coklat yang terbawa aliran air menggenangi jalan di daerah tersebut.

Bundaran di dekat patung kuda, sekitar Jl MH Thamrin, Gedung Bank Indonesia, juga tergenang. Air mengalir dan terus bergelombang akibat kendaraan yang terus melintas. Air tersebut juga membawa lumpur sehingga berwarna cokelat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement