REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat berharap kawasan industri terutama di Jakarta tidak mengalami kebanjiran yang akan mengganggu produksi.
"Kawasan industri di Jakarta, jangan sampai kebanjiran. Oleh karena itu, saya rekomendasikan semua kegiatan industri akan dipusatkan dalam satu kawasan," kata Menperin di kantornya di Jakarta, Rabu (16/1).
Banjir yang melanda kawasan industri dinilai menyebabkan terhentinya pasokan logistik yang dibutuhkan dalam proses produksi. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, dalam kesempatan lain, mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk segera mengatasi banjir yang menyebabkan ketidaklancaran pasokan.
"Kerugian akibat banjir sudah pasti, terutama masalah transportasi. Coba bayangkan dengan kejadian banjir ini, logistik tidak berjalan," kata Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang.
Menurut dia, ketidaklancaran pasokan menyebabkan pengusaha merugi. Meski belum ada laporan berapa nilainya, Sarman menilai kerugiannya bisa diperkirakan cukup besar karena sejumlah pasokan tertahan lebih lama di perjalanan.
Sarman juga menuturkan ketidaklancaran logistik tak hanya terjadi di pelabuhan, tetapi juga di jalan. Padahal, menurut dia kemacetan yang terjadi juga menganggu jadwal pengusaha dalam memproduksi dan mendistribusikan barang produksinya.
"Terus terang ini sangat menganggu kinerja ekonomi dan perputaran ekonomi di Jakarta," katanya.
Sarman beserta pengusaha lain berharap, pemerintah bisa segera menyelesaikan masalah itu dengan berkoordinasi dengan pemrov lain. Menurut dia, hal itu penting karena perekonomian DKI sangat didukung oleh daerah-daerah sekitarnya.
Masalah banjir, lanjut Sarman, juga tidak lepas dari upaya pembenahan infrastruktur. Perbaikan yang menyeluruh, dalam kaitannya ke depan, diharapkan bisa menopang perekonomian Jakarta yang ditargetkan bisa mencapai tujuh persen.
"Tapi kami lihat tantangan dunia usaha saat ini sangat besar sekali di Jakarta dan akan susah dicapai jika Pemprov tidak responsif terhadap apa yang jadi tantangan pengusaha," tuturnya.