Selasa 15 Jan 2013 19:29 WIB

10 Parpol Buka Harapan Pemilu Tertib

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Foto: Haji Abror Rizki/Rumgapres
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilu 2014 mendatang diharapkan dapat berlangsung lebih tertib dan lancar dengan 10 partai politik yang ikut serta dalam perhelatan politik lima tahunan tersebut.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyampaikan kuliah umum tentang tinjauan demokrasi 2013 yang digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Jakarta, Selasa (15/1), mengatakan dengan jumlah tersebut diharapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dapat menyelenggarakan seluruh tahapan pemilu dengan lebih baik.

"Pemilu, mestinya pimpinan KPU dengan hanya 10 parpol, penyelenggaraannya akan makin baik lebih tertib dan lebih berhasil lagi," kata Presiden.

Selain menyoroti jumlah parpol peserta pemilu, Presiden juga mengusulkan kepada KPU agar metode-metode pengerahan massa ratusan ribu melalui kampanye terbuka tidak lagi digunakan dan digantikan dengan kampanye di tempat tertutup yang hanya diikuti oleh seribu hingga dua ribu massa dan diisi dengan pemaparan visi serta misi lebih detail.

Presiden mengatakan, pola kampanye dengan jumlah massa yang lebih terbatas diharapkan setiap capres maupun cawapres bisa menyampaikan pandangannya dengan lebih leluasa demikian pula massa dapat menyimak dengan baik. "Pertanyaan harus rinci, misalkan seputar ekonomi, kesejahteran rakyat, pemberantasan korupsi, lingkungan, hubungan internasional dan lainnya," kata Presiden.

Siapapun yang pada akhirnya akan memenangi pilpres 2014, Presiden meminta agar semua pihak memberikan dukungan dan mau bekerja sama. Dengan begitu, pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden yang baru dapat berjalan dengan baik dan membawa kesejahteraan pada masyarakat.

"Sehubungan dengan pilpres, siapapun yang terpilih harus berikan dukungannya saat yang bersangkutan menjalankan roda pemerintah, akan berat bila saat memulai memimpin, situasinya seperti masih pilpres dan apalagi ada pihak yang mengganggu," kata Presiden

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement