REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penambahan rasio jalan bukan merupakan solusi untuk mengurangi kemacetan.
Pengamat perkotaan Marco Kusumawijaya saat public hearing pembangunan enam ruas tol mengilustrasikan Tokyo dan Los Angeles yang memiliki rasio besar tapi tetap macet. ''Yang tidak diungkap, rasio 20 persen tapi tetap macet,'' ujarnya usai pemaparan enam ruas tol oleh PT Jakarta Tollroad Development, Selasa (15/1).
Dia mengungkapkan, bertambahnya jumlah jalan bukan jaminan macet akan berkurang. Menurutnya, mengutip Walikota Bogota Enrico Penalosa, tidak ada rumus jumlah jalan yang wajar.
Sehingga, tidak perlu bertanya terhadap ahli transportasi sebab bersifat politis. Sedangkan, pertambahan jalan makin meningkatkan ketergantungan kendaraan pribadi.
Oleh karena itu, tuturnya, bukan masalah berapa mobil yang akan tumbuh. Akan tetapi, bagaimana menolak fasilitas untuk kendaraan pribadi.
Marco mengaku termasuk memilih Jokowi saat Pilkada karena percaya keperpihakannya kepada publik. Sedangkan, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto tidak akan membangun jalan tol tanpa persetujuan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.