REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR -- Antara melaporkan kuburan diduga korban Gerakan 30 September (G30S) di Pantai Cucukan, Kabupaten Gianyar, Bali tergerus gelombang pasang pada Senin. Akibatnya, tulang-belulang korban tragedi kemanusiaan yang terjadi pada periode 1965-1966 itu berserakan di pantai tersebut.
Tulang-belulang itu pertama kali ditemukan oleh warga yang mencari batu sikat di pesisir selatan Kabupaten Gianyar. Temuan tersebut kemudian dilaporkan kepada Badan Penyelematan Wisata Tirta (Balawista).
Aparat Desa Adat Cucukan, Kecamatan Blahbatuh, kemudian membakar tulang-belulang tersebut untuk menjaga kesucian desa dan keindahan pantai.
Menurut penuturan beberapa orang warga Desa Adat Cucukan, kuburan yang berada di pantai itu terdapat 200 korban keganasan G30S. Selain itu, lahan tersebut juga kerap digunakan untuk mengubur mayat yang tidak memiliki kejelasan identitas.