Senin 14 Jan 2013 20:50 WIB

Antrean Truk di Bakauheni Menyusut

Rep: Mursalin Yaslan/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Antrean truk di Pelabuhan Merak.
Foto: Antara
Antrean truk di Pelabuhan Merak.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG--Antrean kendaraan truk dan mobil pribadi yang akan menyeberang ke Pulau Jawa di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, mulai menyusut, Senin (14/1). Kendaraan yang antre di jalan lintas Sumatra sudah kosong dan semua masuk ke area pelabuhan.

Keterangan yang diperoleh Senin (14/1) siang, antrean kendaraan di jalan lintas Sumatra persis berada di depan gerbang Pelabuhan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, sudah berkurang sejak Ahad (13/1) malam. Kendaraan truk berangsur sudah diseberangkan ke Pelabuhan Merak, Banten.

Menurut Manajer Operasional PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Indonesia Ferry (ASDP-IF) Bakauheni Lampung, Heru Purwanto, kendaraan truk yang berada di jalan lintas Sumatra semua sudah masuk pelabuhan. "Karena sebagian truk dalam pelabuhan sudah berhasil diseberangkan ke Merak," katanya.

Untuk mengurai penumpukkan kendaraan terutama truk, PT ASDP mengerahkan 26 kapal roro dan memfungsikan lima dermaga, sejak Ahad (13/1).  Jumlah kapal dan semua dermaga beroperasi, kata dia, membuat penumpukkan kendaraan mulai berkurang.

Selain itu, kondisi cuaca sejak dua hari terakhir sangat kondusif untuk menurunkan kapal roro yang berlambung sedang. Kondisi gelombang di laut Selat Sunda berkisar 0,75 hingga satu meter, dengan kecepatan angin di bawah 10 knot.

Kepala Cabang PT ASDP-IF Bakauheni Lampung, Yanus Lantenga, mengatakan pelayaran kapal penyeberangan Pelabuhan Bakauheni-Merak, sangat bergantung dengan kondisi cuaca di laut. "Bila kondisi cuaca buruk, jelas berpengaruh dengan kapal yang berlayar, dan terjadi penumpukkan kendaraan," katanya.

Saat ini terdapat 35 kapal roro yang melayani arus penyeberangan angkutan penumpang pejalan kaki dan kendaraan. Dari jumlah tersebut, masing-masing kapal kapasitas dan ketahanan saat kondisi cuaca buruk berupa angin kencang dan gelombang tinggi, berbeda.

Yanus mengatakan pihaknya terus memantau kondisi cuaca perairan Selat Sunda baik dari kapal maupun pelabuhan. Bila kondisi cuaca sangat buruk dan mengganggu aktivitas kapal, maka PT ASDP-IF terpaksa menunda keberangkatan, tetapi tidak menghentikan atau menyetopnya. "Kami tunda berangkat hingga kondisi membaik," tegasnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement