REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Meski kunjungan wisata ke Yogyakarta tahun 2012 naik 20 persen namun keluhan akan layanan wisata di kota ini terus saja mengalir.
Ketua Badan Promosi dan Pariwsata Kota Yogyakarta (BP2KY),Deddy Pranowo Eryono mengatakan, keluhan yang paling sering disampaikan wisatawan adalah tentang sarana pendukung dan pelayanan bagi wisatawan.
Terutama masalah lalu lintas selama liburan yang cukup padat, sehingga untuk memarkirkan kendaraan pun sulit. “Ketersediaan kantong parkir juga sering dikeluhkan wisatawan karena masih belum mampu menampung,” katanya, Ahad (13/1).
Masalah itu diharapkan dapat ditangani pemerintah setempat untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Terutama untuk menyongsong Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara pada tahun 2025, seperti dalam rencana induk pembangunan pariwisata di Yogyakarta.
Pihaknya membenarkan, melihat wisatawan selama ini Asia Tenggara merupakan pasar yang cukup potensial. Namun untuk menuju kesana perlu pembenahan pariwisata.
Menurutnya, para pelaku objek wisata juga harus berbenah dengan membuat inovasi, agar orang tidak bosan berwisata di Yogyakarta. “Ya kami selaku pihak yang mempromosikan, mengkuti saja rencana induk pembangunan kepariwisataan yang akan dibuat pemerintah. Tapi perlu ada inovasi pengemasan objek wisata yang sudah ada,” tambahnya.
Dedy mendontohkan, untuk objek wisata Museum, Benteng Vredeburg tidak hanya menampilkan pameran benda-benda bersejarah. Namun juga bisa menyediakan layanan berfoto mengenakan pakaian–pakaian bersejarah, seperti baju tentera. “Ini akan membuat pengunjung berkesan,” ujarnya.