Jumat 11 Jan 2013 14:17 WIB

Kasus DBD di Sukabumi Naik 80 Persen

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
Pengasapan untuk mencegah penyakit demam berdarah. DBD termasuk salah satu KLB.
Foto: Antara
Pengasapan untuk mencegah penyakit demam berdarah. DBD termasuk salah satu KLB.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sepanjang 2012, kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Sukabumi meningkat sekitar 80 persen dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan kasus terutama terjadi di awal tahun.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi menyebutkan, pada 2012 lalu jumlah kasus DBD mencapai sebanyak 962 orang. Sedangkan pada 2011, warga yang terkena penyakit DBD hanya sebanyak 532 orang penderita.

"Kasus DBD pada 2012 lalu memang tinggi," ujar Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, Dinkes Kota Sukabumi, Jalaludin, kepada Republika, Jumat (11/1).

Peningkatan ini, terang Jalaludin disebabkan sejumlah faktor. Diantaranya masih banyak ditemukan genangan air tempat berkembang biaknya nyamuk.

Untuk mengendalikan penyakit DBD, ujar Jalaludin, Pemkot Sukabumi sudah menggelar gerakan terpadu (Gertak) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sejak Juli 2012 lalu. Gerakan tersebut ditargetkan mampu menekan kasus DBD di tengah masyarakat.

Gertak PSN berupaya melibatkan semua kader kesehatan yang ada di lapangan mulai dari kelurahan hingga tingkat kota serta instansi terkait lainnya. Di dalam Gertak PSN ditekankan perlunya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Jalaludin mengungkapkan, Dinkes juga telah menggelar fogging (pengasapan) di lokasi yang positif DBD. Namun, gerakan PSN lebih efektif bila dibandingkan dengan fogging. Penyebabnya karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa saja, sementara PSN hingga ke jentik-jentiknya.

Di sisi lain, tingginya intensitas hujan di awal Januari 2013 ini berpotensi terhadap meningkatnya kasus DBD. Oleh karenanya Dinkes, meminta masyarakat waspada dan menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement