Kamis 10 Jan 2013 15:38 WIB

Polri Minta Didoakan, Ada Apa?

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Abdullah Sammy
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makin maraknya aksi perlawanan teroris kepada polisi belakangan ini membuat Polri terus bekerja ekstra keras. Apalagi, korban dari pihak polisi sendiri sudah banyak berjatuhan.

 

Sedikitnya tujuh polisi gugur dalam tugasnya mengemban misi pemberantasan teroris. Dari tujuh petugas ini, enam diantaranya diduga tewas di tangan kelompok teroris jaringan Santoso di Poso, Sulawesi  Tengah. Sehingga wajar, Polri amat menaruh perhatian tajam pada gembong teroris yang satu ini.

 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan, sejumlah usaha untuk setidaknya mempersempit ruang gerak Santoso terus dilakukan. Dari mulai penyisiran wilayah hingga pengetatan pintu masuk dan keluar dari wailyah Poso sudah Polri terapkan.

 

Untuk itu dirinya yakin cepat atau lambat Abu Yahya, nama lain dari Santoso, dapat mereka rigkus. “Tunggu saja, suatu saat kami pasti bisa menangkap Santoso,” tegas Polri.

 

Namun demikian, dibalik ketegasannya ini Boy meminta bantuan masyarakat untuk bahu membahu membawa Santoso ke dalam bilik hukuman.Dia pun berkata dukungan masyarakat luas menjadi hal utama terutama saat kepercayaan publik kepada Polri dianggap regresif. “Kami mohon didoakan oleh masyarakat Indonesia. Selama ini kami terus berpacu.  Semoga saja Polri selalu bisa lebih tangkas dari para pelaku terorisme ,” harap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement