Kamis 10 Jan 2013 10:12 WIB

Selama 2012, 328 TKI Pulang tanpa Nyawa

Rep: Asep Nur Zaman / Red: Djibril Muhammad
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Foto: Antara/Ismar
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ironis. Selama kurun waktu 2012, sebanyak 328 tenaga kerja Indonesia (TKI), pulang kampung halaman tanpa nyawa. TKI yang meninggal dunia dengan berbagai sebab itu, pemulangan jenazahnya ditangani Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

Kematian para TKI tersebut sebagian besar terjadi di negara penempatan. Sebagian lain meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta, sekembali di Tanah Air.

"Para TKI yang mengalami kematian umumnya berasal Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten," ungkap Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat, dalam keterangan yang diterima Republika, Kamis (10/1).

Ia mengatakan semua jenazah TKI langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. BNP2TKI juga membantu menyelesaikan hak-hak mereka baik asuransi maupun kewajiban lain.

 

Menurut Jumhur, penyebab kematian para TKI bermacam-macam seperti sakit karena beban kerja dan menderita penyakit tertentu di negara penempatan. "Yang diperparah oleh sakit bawaan, kasus penganiayaan fisik, kecelakaan di tempat kerja, atau terkena musibah berupa kecelakaan lalu lintas dan ada pula yang tenggelam di perairan (laut)," paparnya.

 

Ia menyebutkan, dari 328 TKI yang meninggal dunia, sebanyak 183 orang kasusnya terjadi di negara kawasan Timur Tengah, yaitu Arab Saudi (100), Uni Emirat Arab (20), Suriah (13), Yordania (13), Qatar (12), Oman (7), Kuwait (5), Bahrain (2), dan di Irak serta Mesir masing-masing satu orang.

Sedangkan 145 lainnya meninggal di berbagai negara Asia Pasifik, Eropa, Afrika, dan Amerika yakni di Malaysia (61), Taiwan (38), Korea Selatan (10), Brunei Darussalam (10), Singapura (8), Hongkong (7), Thailand (2), Srilangka (2), dan Argentina (2), kemudian Italia, Yunani, Amerika Serikat, Jepang, serta Kongko dengan korban kematian masing-masing satu orang.

BNP2TKI juga melayani kasus-kasus TKI bermasalah dari luar negeri sebanyak 31.528 TKI selama 2012. Mereka tiba melalui Bandara Soekarno-Hatta dan diproses pendataan berikut penanganan kasusnya di Balai Pelayanan Kepulangan (BPK) TKI Selapajang, Tangerang, Banten.

Ditambahkan, jumlah TKI bermasalah yang ditangani selama 2012 itu tergolong menurun dibandingkan TKI bermasalah pada 2011 sebanyak 44.432 orang dan pada 2010 sejumlah 60.399 orang.

"Angka TKI bermasalah pada 2012 dibandingkan TKI bermasalah pada 2011 mengalami penurunan 29 persen, sementara angka TKI bermasalah pada 2012 dibandingkan TKI bermasalah pada 2010 mengalami penurunan 48 persen," papar Jumhur.

Ia menjelaskan, bila dirinci per hari, rata-rata TKI bermasalah di BPK TKI Selapajang 2012 berjumlah 86 orang. Ini menggambarkan pula adanya penurunan dibanding rata-rata TKI bermasalah per hari sebanyak 122 orang pada kurun 2011, dan yang meliputi rata-rata per hari pada 2010 sebesar 165 orang.

Jumhur mengaku, TKI bermasalah selama 2012 paling banyak dari Arab Saudi yaitu 8.940 orang, Uni Emirat Arab 5.545 orang, Qatar 4.061 orang, Taiwan 3.231 orang, Singapura 2.380 orang, Oman 1.956 orang, Hongkong 1.215 orang, Suriah 1.214 orang, Bahrain 872 orang, Malaysia 683 orang, Kuwait 299 orang, Brunei Darussalam 198 orang, serta dari berbagai negara lain 934 orang.

Mengenai jenis permasalahan TKI di antaranya pemutusan hubungan kerja secara sepihak (9.088 kasus), karena pengguna/ majikan bermasalah (7.221), sakit akibat kerja (4.959), gaji tidak dibayar (2.139), penganiayaan (1.633), pelecehan seksual (1.202), pekerjaan tidak sesuai kontrak kerja (884), dokumen tidak lengkap (699), sakit bawaan (570), pihak majikan meninggal dunia (532) yang berakibat TKI kehilangan pekerjaan.

Kemudian kecelakaan kerja (431), TKI hamil (307), membawa/melahirkan anak (214), tidak mampu bekerja (205), komunikasi tidak lancar (188), ataupun akibat penyebab lain-lain meliputi 1.256 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement