Kamis 10 Jan 2013 08:26 WIB

Angin Kencang, Ribuan Nelayan Pantura tak Melaut

Rep: Lilis Handayani/ Red: Setyanadivita Livikacansera
Nelayan Indonesia
Nelayan Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Angin kencang yang melanda perairan di pantura Indramayu dan Cirebon, memaksa ribuan nelayan tradisional di kedua daerah itu tidak bisa melaut. Mereka khawatir diterjang gelombang jika memaksakan diri melaut mencari ikan.

''Ketinggian gelombang saat ini berkisar antara dua sampai empat meter,'' ujar seorang nelayan di Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Maskudi, Kamis (10/1).

Maskudi menjelaskan, dengan ketinggian gelombang tersebut, maka perahu kecil nelayan dipastikan akan terbalik. Karenanya, nelayan memilih untuk tidak melaut karena sangat berbahaya.

Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Indramayu, Anggono Waluyo didampingi Koordinator KPLP Indramayu Koko Sudeswara menyebutkan, saat ini kondisi angin mencapai 30-40 knot per jam. Kondisi tersebut berbahaya untuk pelayaran tradisional.

Karenanya, pihak Adpel Indramayu telah mengeluarkan himbauan kepada nahkoda, pemilik kapal dan agen pelayaran untuk tidak memaksakan melaut dan kondisi cuaca buruk. "Kapal  di bawah 50 GT jangan melaut karena kondisi ombak mencapai tiga meter," ujar Anggono.

Sementara itu, ketinggian gelombang di perairan Indramayu telah mengakibatkan sebuah kapal kargo dan pinisi terdampar dan kandas di sekitar pesisir tanjung Indramayu, Selasa (8/1) malam.

KM Pilar Kalimantan mengalami kandas di sisi barat tanjung Indramayu atau di sekitar wilayah pantai Tegur-Tiris desa Pabean Ilir, Kecamatan Indramayu. Kapal kargo dari Belang-Belang Sulawesi Selatan ini yang dinahkodai kapten Nurdiyanto, sedianya akan menuju ke pelabuhan Tanjung Priok untuk melakukan docking.

Namun, karena cuaca buruk di sekitar perairan Indramayu, kapal terhempas dan kandas di wilayah pantai Tegur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement