REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Kasus kematian itik dalam jumlah besar kembali terjadi. Kali ini menimpa Khairul, peternak itik asal Dusun Jigang, Desa Pakisaji, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung.
Khairul harus memusnahkan 300 itik miliknya yang mati mendadak, sejak Selasa hingga Rabu (9/1) pagi. Akibat kejadian ini, Khairul mengalami kerugian hampir Rp 10 juta.
"Ini hampir setengah itik yang saya miliki," ujar Khairul kepada Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Jatim, Mujiono yang saat itu sedang mendampingi staf khusus Wakil Menteri Kesehatan, Bambang Sulistiono meninjau lokasi kematian itik, Rabu (9/1).
Ia pun menyayangkan lambanya tindakan pemerintah memberikan vaksin flu itik kali ini. "Agar kematian tidak memakan semua itik, saya antisipasi dengan disinfektan atau vaksin flu burung lama," ujarnya.
Namun usaha itu pun tidak membuahkan hasil. Untuk itu ia meminta pemerintah segera membagikan vaksin flu itik terbaru kepada para peternak.
Untuk mengantisipasi penularan sementara, Staf Khusus Menteri Kesehatan, Bambang Sulistiono meminta agar masyarakat dan peternak bisa menjaga kebersihan kandang. Ia pun meminta agar peternak tidak sembarangan mengurus unggas yang mati.
"Lakukan dengan prosedur yang ada," imbuhnya.
Bambang pun memastikan untuk saat ini tidak ada penularan flu burung terbaru atau flu itik dari unggas ke manusia. "Saat ini masih penularan dari antar unggas," jelasnya.
Ia meminta peternak dan warga sekitar tetap waspada dan berhati-hati, terutama dalam menjaga kebersihan lingkungan ternak dan juga tempat tinggal.