REPUBLIKA.CO.ID, KUALA KAPUAS -- Ribuan ikan jenis pantik dan baung di sungai Desa Manusup, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, mati.
Dinas Kelauatan dan Perikanan Kabupaten Kapuas, Kalteng menduga penyebab kematian ribuan ikan tersebut karena kualitas air tercemar akibat pembusukan tanaman.
"Curah hujan di daerah itu cukup tinggi menyebabkan banjir dan merendam tanaman mengakibatkan pembusukan yang mengeluarkan getah karena lama tidak terjadi pencucian. Sehingga larut dan mengalir ke sungai besar Kapuas," kata Kadis Kelauatan dan Perikanan Kabupaten Kapuas, Tangkasiang F Lambung, di Kuala Kapuas, Rabu (9/1).
Akibatnya kualitas air menjadi tidak baik bagi perkembangan anak ikan sungai. Soalnya, parameter air seperti oksigen dan amoniak mengalami penurunan.
Berdasarkan analisa secara kasat mata, limbah atau aktivitas perusahaan yang ada di sekitar kecamatan itu, bukan penyebab kematian ikan. Aktivitas masyarakat mencari ikan dengan menggunakan tuba ataupun penyetruman ikan, juga bukan penyebab utama.
"Penyebab ribuan ikan yang mati ini karena air tidak ada pencucian. Namun kalau terjadi pertemuan air pasang, maka ikan yang nyaris mati atau biasa disebut bangai bisa hidup," katanya.
Secara terpisah Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kapuas, Lesmiriadi mengaku masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel air yang diduga tercemar.
"Kami masih menunggu hasil sampel air dari uji laboratorium," katanya.
Uji coba yang sesuai peraturan pemerintah itu dilakukan untuk mengetahui status kualitas air dari sampel air tersebut. Beberapa parameter yang diuji di antaranya oksigen kimia POD, COD, Nitrit, Clorida, Amonia, minyak dan lemak, serta penol.
"Hasil uji laboratorium ini juga sebagai bahan pemerintah daerah dalam pengelolaan kualitas air," katanya.
Menanggapi fenomena itu, anggota DPRD Kabupaten Kapuas dari Komisi II yang membidangi perikanan, Algrin Gasan meminta ada tindakan kongkrit dari BLH, Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Kesehatan, meneliti serta mencari penyebab ribuan anak ikan sungai yang mati mati dan telah dikonsumsi warga setempat.
"Jangan sampai ini mengganggu ekonomi masyarakat setempat, terutama dalam usaha budidaya perikanan dalam keramba," kata Anggota DPRD Kapuas dari daerah pemilihan Kecamatan Mantangai ini.