REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Setelah reda beberapa minggu tak ada kasus kematian itik di DIY, pada awal tahun 2013 muncul lagi kasus kematian itik karena Afian Influenza yang ditemukan di Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Jumlah itik yang mati bersamaan yakni sekira 500 ekor.
''Kematian itik tersebut terjadi pada Jum'at 4/1) dan keesokan harinya (Sabtu, 5/10) kami bersama tim dari Dinas Kesehatan melakukan identifikasi, pengambilan sampel, penyemprotan desinfektan dan melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi kepada warga setempat,''kata Koordinator Local Disease Control Center (LDCC)Yogyakarta Tri Wahana AW, Selasa (8/1).
Saat itu juga dari LDCC langsung mengirimkan sampel ke Balai Besar Veteriner di Wates , Kulon Progo. ''Kebetulan saat kami datang masih ada itik yang sakit dan mati. Kemungkinan bisa lebih dari 500 ekor yang mati, karena kami tidak teliti.
Apabila dilihat dari gejalanya, ungkapnya, sama seperti itik-itik lain yang positif H5N1 dengan clade 2.3.2. Itik yang mati tersebut milik beberapa keluarga dan di desa tersebut masih ada warga yang memelihara itik.
''Karena itu kami segera melakukan disinfektan dan warga yang masih memelihara itik juga dianjurkan melakukan disinfektan sehari dua kali," ujarnya. Sementara peternak itik dilarang untuk pergi ke pasar." Karena kemungkinan besar penularan AI pada itik-itik tersebut berasal dari pasar,'' katan Tri Wahana.