REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kasus flu burung yang sempat meredup di ibu kota, kembali muncul lagi. Meski belum menyerang manusia, virus ini harus diwaspadai karena sudah 9 unggas milik Ato (35) di RT 04/14, Kelurahan Kebonbawang, Kecamatan Tanjungpriok, Jakarta Utara, mati mendadak karena positif avian influenza (AI) atau lebih dikenal sebagai virus flu burung.
Kasie Pengawasan dan Pengendalian Sudin Peternakan Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara, Mochamad Mikron mengatakan, ayam yang mati tersebut berasal dari rumah Ato. Saat mati kondisi ayam tersebut kepalanya terlihat kebiru-biruan. Setelah sampel darahnya diuji di Balai Kesehatan Hewan dan Ikan (BKHI) diketahui hasilnya positif AI.
"Ada serangkaian pengujian yang dilakukan yaitu Rapid AI, Rapid ND, RT PCR, dan pemeriksaan Trakea. Pengujian Rapid AI menunjukkan hasil positif AI subtype A, pengujian RT PCR menunjukkan hasil positif AI subtype H5, pengujian trakea menunjukkan di trakea bangkai terdapat banyak lendir," katanya.
Usai melakukan pengujian, pihaknya langsung memusnahkan ayam-ayam beserta kandangnya di rumah Ato. Selain itu, pihaknya juga melakukan sweeping kepada warga setempat. Hasilnya, sebanyak 47 ayam dan 50 burung merpati berhasil dijaring dan dimusnahkan.
Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Ipih Ruyani mengatakan, kesembilan unggas yang terkena virus H5N1 tersebut langsung dimusnahkan dengan cara dibakar. Unggas-unggas tersebut dimusnahkan pada tanggal 4 Januari 2013 lalu. "Seluruh unggas yang terinveksi beserta kandangnya sudah dimusnahkan pada 4 Januari lalu dengan cara dibakar," kata Ipih.
Ia mengaku sejak bulan November pihaknya memang telah mengintensifkan pemeriksaan terhadap unggas-unggas di Jakarta. Sebab berdasarkan pengalaman mulai dari November hingga Februari merupakan saat rawan virus H5N1. Terlebih meski telah ada larangan memelihara unggas di pemukiman warga, tetap saja masih ada yang membandel.
Sweeping terhadap unggas dilakukan di lima wilayah ibu kota dengan melibatkan petugas Suku Dinas Peternakan di wilayah masing-masing. Meski unggas-unggas yang positif virus flu burung sudah dimusnahkan, namun pihaknya tidak bisa memastikan bahwa kondisi saat ini aman. "Kami telah menggerakkan berbagai pihak. Tapi virus ini masih bisa berkembang," ujarnya.
Menurut Ipih, penularan virus ini melalui udara, sementara itu juga bisa menular ke manusia jika berkontak langsung dengan unggas yang terinfeksi. "Penularan virus itu bisa dari udara, tapi mungkin juga memang sudah dibawa unggas sejak awal," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati mengaku, setelah melakukan tes DNA kepada pemilik unggas, Ato dinyatakan negatif. Selain itu, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kepada warga sekitar yang melakukan kontak langsung terhadap unggas. "Kita lakukan pemeriksaan terhadap warga sekitar juga. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan orang yang terindikasi terkena virus," kata Dien.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Pertanian terkait dengan menyebarnya virus tersebut. Penyuluhan di lima wilayah ibu kota juga terus dilakukan agar masyarakat bisa paham mengenai gejala virus H5N1 tersebut. "Jika ada hewan mati mendadak dan orang yang kontak langsung mengalami demam tinggi harus langsung diperiksa," tegasnya.
Puskesmas juga sudah disiapkan untuk mengantisipasi jika ada warga yang mengalami gejala-gejala tersebut. Pihaknya juga menyediakan tamiflu, yakni obat pencegah menyebarnya virus tersebut. "Antisipasi di puskesmas adalah kesiapan obat-obatan dan tenaga medis," tandasnya.