REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Komunikasi dari Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Ari Junaidi, berpendapat bahwa saat ini mulai gencar pencitraan para tokoh untuk maju sebagai calon presiden (Capres) di Pemilu 2014.
Dikatakannya, beberapa elite dan tokoh nasional yang tidak memiliki basis partai akan semakin intens mempromosikan diri di ajang capres itu. Ada sejumlah nama yang gencar dalam sosialisasi di masyarakat.
“Walau Pemilihan Presiden baru akan di gelar di tahun 2014, namun mulai 2013 ini akan semakin banyak kalangan yang akan maju. Tiga tokoh yang diperkirakan akan maju sebagai kandidat, walau belum memiliki parpol masing-masing Jusuf Kalla, Dahlan Iskan dan Mahfud MD, saya melihat semakin terlihat intens melakukan manuver-manuver politik,” ujar Ari dalam pernyataannya, di Jakarta, Jumat (4/1).
Upaya mereka dengan melontarkan pernyataan-pernyataan yang terkesan berani, menurut Ari, adalah salah satu cara mereka mendapatkan dukungan dari masyarakat. Mereka, jelasnya, sadar tanpa dukungan parpol sulit menjadi capres, sehingga menempuh cara pencitraan seperti ini. "Ibaratnya, mereka ini sedang menaikkan rating di mata masyarakat,” tambahnya.
Namun, Ari yakin bahwa masyarakat semakin cerdas dalam memilih calon pemimpinnya. Masyarakat akan melihat bahwa kritik mereka terhadap pemerintahan saat ini bahwa SBY hanya mementingkan citra, ternyata juga dilakukan oleh sejumlah tokoh. Masyarakat tentunya akan melihat rekam jejak mereka sebelum memilih.
"Masyarakat kita sekarang ini mendambakan tipe kepemimpinan yang merakyat, sahaja, dan bisa diteladani. Cara apapun pemolesan dan pencitraan tidak akan ada gunanya sepanjang elite nasional tersebut memiliki rekam jejak yang abal-abal,"tutur Ari Junaedi.
Terakhir Ari berharap di tahun 2013 ini kegaduhan politik yang disebabkan manuver elite-elite parpol dan nasional. Pemerintahan SBY juga diharapkannya dapat diselesaikan dengan baik. "Sebaiknya SBY tetap fokus dan tegas dalam menjalankan sisa kepemimpinannya. Ganti saja menteri-menteri yang lebih banyak kerja politik ketimbang menyukseskan program kementeriannya," tegas Ari.