Jumat 04 Jan 2013 14:53 WIB

Endapan Material Vulkanik di Boyong Capai 1,8 Juta Meter Kubik

Endapan vulkanik Gunung Merapi usai dilewati lahar
Foto: ANTARA
Endapan vulkanik Gunung Merapi usai dilewati lahar

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Sisa endapan material vulkanik erupsi Gunung Merapi 2010 di Sungai Boyong yang menjadi hulu Sungai Code di Kota Yogyakarta masih tercatat sebanyak 1,8 juta meter kubik, berdasarkan survei BPPTK.

"Sisa material vulkanik yang mengendap di Sungai Boyong masih ada sebanyak 1,8 juta meter kubik. Material ini masih berpotensi menjadi lahar dingin saat hujan turun di puncak gunung," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, untuk menjadikan endapan sisa material vulkanik tersebut menjadi lahar dingin diperlukan curah hujan yang cukup tinggi yaitu 50 milimeter (mm) per jam, dengan hujan berlangsung lebih dari dua jam.

Subandriyo mengatakan, curah hujan yang diperlukan untuk mengubah sisa material vulkanik menjadi lahar dingin lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena kandungan abu vulkanik yang semakin berkurang.

Sisa material vulkanik yang masih cukup banyak juga berada di Sungai Gendol yang menjadi hulu Sungai Opak, yaitu sebanyak 27 juta meter kubik.

"Saat ini, intensitas hujan di puncak Merapi justru kerap terjadi di sisi barat, sehingga aliran lahar dingin lebih banyak terjadi ke Magelang," paparnya.

Meskipun demikian, ia mengatakan, warga di bantaran sungai yang berhulu di Gunung Merapi tetap harus waspada. "Lahar ini bisa terjadi saat di puncak hujan, meskipun di Yogyakarta sedang tidak hujan," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Riyadi mengatakan, curah hujan di awal Januari masih normal yaitu berkisar 20 milimeter per hari.

"Beberapa hari lalu sempat terjadi hujan dengan intensitas cukup deras dengan curah hujan 30 milimeter per jam. Tetapi, kondisi tersebut masih dikatakan normal," ujarnya.

BMKG memperkirakan, puncak musim hujan akan terjadi pada akhir Januari hingga awal Februari. Selama Januari, masyarakat juga harus tetap waspada dengan potensi angin kencang.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement