REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) menyatakan sedang merancang desain pesawat angkut jenis N-219 untuk keperluan penerbangan di daerah terpencil. Menurut Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta di Jakarta, Kamis, pesawat angkut tersebut salah satunya akan dikhususkan melayani daerah dengan letak geografis yang berat seperti wilayah Papua.
"Dana untuk pembuatan pesawat sudah disediakan. Apabila rancangan desainnya sudah selesai kami akan serahkan ke PT Dirgantara Indonesia untuk segera dibuat," kata Gusti Muhammad Hatta.
Dia menargetkan rancang desain pesawat N-219 dapat diselesaikan tahun ini. Kemenristek akan menggandeng Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam perancangan desain N-219.
"Pesawat N-219 merupakan buatan kita sendiri. Berbeda dengan rencana pembuatan pesawat tempur yang saat ini rancangannya sedang dibuat bekerja sama dengan Korea Selatan," ujar dia.
Sementara itu, Kemenristek menurut Gusti Muhammad Hatta juga telah melakukan pembicaraan dengan Kementerian Perhubungan terkait rencana pembuatan sinyal kereta api serta Automatic Train Protection (ATP), untuk meminimalisasikan kecelakaan yang disebabkan kelalaian manusia ('human error').
Selain itu Kemenristek juga sedang memikirkan sarana transportasi untuk mengangkut hewan seperti sapi untuk meminimalisasikan timbulnya stres pada sapi saat harus dipindahkan dari satu kota ke kota lain. Kemenristek juga akan mengembangkan teknologi untuk mengantisipasi meluasnya wabah flu itik.