Kamis 03 Jan 2013 15:39 WIB

Stok Cukup, Bulog Berencana Impor Beras

Beras Nasional (ilustrasi)
Foto: Antara
Beras Nasional (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mempertimbangan rencana impor beras 2013 meskipun stok beras 2012 dinilai masih cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Ada tahapan untuk bisa impor beras, terutama juga dilihat dari stok beras Bulog," kata Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso dalam konferensi pers kinerja 2012 di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan laporan kinerja Bulog, stok beras nasional 2012 mencapai 2.276.505 ton. Stok beras sebanyak itu, mampu mencukupi kebutuhan untuk delapan bulan penyaluran rutin. Stok sebanyak itu juga telah memenuhi stok beras minimal Bulog yang diharuskan berada di posisi 2,2 juta ton. "Stok beras di Bulog harus minimal 2,2 juta ton. Kalau kurang, baru kita boleh impor," ujarnya.

Perkembangan harga beras, lanjutnya, juga merupakan salah satu faktor pendorong impor. Harga beras, kata Sutarto, ditentukan dari permintaan dan penawaran.

Harga tersebut juga mempengaruhi harga pokok penjualan (HPP) beras dari Bulog ke petani yang sebesar sebesar Rp6.600 perkilogram. Misalnya pada musim paceklik, yang biasa terjadi sekitar Februari-Maret, HPP bisa mencapai Rp7.600 perkilogram untuk beras kualitas medium.

"Itu untuk harga grosir, harga di lapangannya bisa bertambah Rp900-Rp1.000 perkilogram," tambahnya.

Faktor lain yang juga menentukan Bulog akan mengimpor beras atau tidak adalah produksi beras yang bergantung pada kondisi cuaca. Gagal panen akibat musim paceklik, menurut Sutarto, akan mempengaruhi produksi beras.

"Kalau produksi baik, pengadaan dalam negeri juga akan bagus sehingga kita tidak perlu impor. Kalau kita bisa memenuhi kebutuhan sendiri untuk apa impor," tukasnya.

Realisasi pengadaan beras dalam negeri tahunan pada 2012 mencapai 3.664.240 ton, naik 210 persen, terutama jika dibandingkan dengan 2011 yang hanya mencapai 1.742.480 ton.

Untuk dapat mempertahankan pengadaan beras dalam negeri, Bulog berupaya untuk terus meningkatkan strategi seperti dorong tarik, jaringan semut, insentif dan "on farm".

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement