REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu memperketat pengawasan itik dari luar daerah, terutama asal Pulau Jawa.
"Karena daerah kita masih bebas flu burung untuk itik, pengawasan itik yang masuk ke Bengkulu diperketat," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu Irianto Abdullah di Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan, pengawasan diperketat di kabupaten perbatasan dengan provinsi tetangga.
Terdapat tiga kabupaten yang menjadi pintu masuk unggas asal luar daerah antara lain Kabupaten Kaur yang berbatasan dengan Provinsi Lampung, Kabupaten Mukomuko berbatasan dengan Provinsi Sumatra Barat.
"Sedangkan dari daerah Provinsi Sumatra Selatan akan diawasi oleh petugas cek poin yang ada di Kabupaten Rejang Lebong," tambahnya.
Pengetatan pengawasan tersebut terkait merebaknya virus flu burung yang menyerang unggas di sejumlah daerah di Pulau Jawa.
Selain itu, kasus kematian ratusan itik di salah satu peternakan di Kota Bengkulu juga membuat dinas terkait menyurati jajarannya untuk memperketat pengawasan. "Kecuali itik yang dilengkapi dengan surat pernyataan bebas flu burung," ujarnya.
Terkait kematian ratusan itik di salah satu peternakan di Kota Bengkulu, Irianto mengatakan sudah mengirim sampel darah dan lendir itik yang mati ke badan penyidikan penyakit hewan di Bandar Lampung.
Dokumen hasil pengujian terhadap sampel darah dan lendir itik tersebut hingga saat ini belum diterima oleh Disnakwan. "Kami mendapat informasi bahwa hasil tes positif flu burung, teapi dokumennya belum kami terima, nanti akan ada rilis resmi," ujarnya.