Kamis 03 Jan 2013 03:12 WIB

Aher akan Surati Mendikbud, Ada Apa?

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Foto: Republika/Adji Sambogo
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menyatakan akan segera mengirimkan surat kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh. Apa pasal?

Surat tersebut sebagai tindak lanjut penyampaian aspirasi masyarakat Jawa Barat yang menolak draft Kurikulum 2013, yang akan meniadakan mata pelajaran muatan lokal (mulok) bahasa daerah.

"Kami akan segera mengirim surat ke mendikbud, kalau bisa hari ini kita kirim hari ini, yang jelas secepatnya. Itukan masih draft, masih bisa diubah, saya yakin pemerintah pusat tidak akan menghapus mulok bahasa daerah," kata Aher -panggilan akrab Ahmad Heryawan- di Bandung, Rabu (2/1).

Disampaikan Aher, untuk Jawa Barat bukan hanya satu bahasa, tapi tiga bahasa daerah, yakni Sunda, Cirebon dan Betawi.

Jawa Barat dari sisi budaya, bahasa dan seni, cukup kaya. Penyelamatan satu mulok akan berdampak pada tiga budaya besar, kata dia.

Dalam surat yang akan disampaikannya kepada mendikbud, Aher berharap agar ke depan nomenklatur `bahasa dan kesenian daerah bisa dicantumkan secara jelas. Hal ini agar tidak menimbulkan keraguan dan polemik dalam pelaksanaannya, ujarnya.

Sejauh yang Aher pahami dari draft kurikulum 2013, semangatnya adalah agar siswa lebih kreatif dalam belajar dan selama ini banyak pelajaran yang dianggap terlalu membenahi siswa terutama di tingkat sekolah dasar (SD).

Menurutnya, semangat ini perlu didukung, kalaupun ada hal-hal yang tidak sesuai di mata masyarakat tetap, harus disampaikan agar bisa diubah menjadi lebih baik.

Aher juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dalam artian guru dan siswa tetap belajar mengajar sesuai kurikulum yang ada.

"Tetap ajarkan bahasa daerah seperti biasa. Jaga terus kelestarian budaya, seni, dan bahasa daerah. Karena itu adalah kekayaan kita, apalagi Unesco juga mendukung, masa pemerintah pusat mau menghilangkan, kan gak mungkin," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement