REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Sebanyak 46 imigran gelap asal Sri Lanka yang diselamatkan Basarnas Kota Padang di perairan laut sekitar Kepulauan Mentawai, Rabu siang, ditampung di kawasan Pelabuhan Teluk Bayur untuk sementara.
Kasi Ops Basarnas Padang Jasril di Padang, Rabu (2/12), mengatakan mereka ditemukan di 42 mil perairan laut, sebelah barat Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, yang dibawa oleh kapal kargo berbendera Kuwait.
Kapal dengan nomor lambung LAL 1 yang ditumpangi para imigran asal Sri Lanka itu mati mesin di posisi koordinat 03.30.30 akibat mengalami kerusakan mesin, imbuh dia.
Jasril menyebutkan, mereka telah 10 hari terapung di laut. Basarnas telah dua kali bolak balik untuk melihat kondisi para imigran itu setelah dipindahkan dari kapal kargo berbendera Kuwait yang sebelumnya menyelamatkan mereka.
"Karena kondisi cuaca dan ketinggian gelombang laut, maka baru hari ini mereka bisa dibawa ke tepi, dan sekitar pukul 15.30 WIB sampai di Pelabuhan Teluk Bayur," jelas dia. Dia menambahkan, membawa 46 imigran ini ke tepi murni karena alasan kemanusiaan, sebab hal itu merupakan tugas Basarnas.
Untuk selanjutnya, pihaknya menyerahkan kepada Imigrasi Sumbar. Namun untuk sementara mereka ditempatkan di penampungan yang disiapkan pihak Kepolisian Sektor Teluk Bayur.
Dia menyebutkan, saat sampai di Teluk Bayur, pihak Basarnas sempat berkoordinasi dengan Imigrasi Sumbar, dikarenakan pihak Imigrasi meminta laporan secara tertulis. Namun Basarnas belum bisa membuatnya saat itu karena baru melakukan proses evakuasi.
Setelah koordinasi sekitar 15 menit, dan menjanjikan akan membuat laporan secara tertulis, pihak Imigrasi Sumbar baru mengizinkan untuk menurunkan 46 imigran.
"Kami masih mencari tempat, dan belum tahu mau diinapkan kemana. Namun kita sudah menerima, sementara berita acara penyerahannya dari Basarnas bisa menyusul," kata Kasi Wasdakum Imigrasi Sumbar Ismansyah.
Dia menambahkan, sejak 2011 kasus kasus ini sudah yang ketiga kalinya. Para imigran yang diselamatkan di perairan Sumbar telah dikirim ke Pekanbaru.
Imigran yang diselamatkan sebanyak 46 orang tersebut, terdiri dari 38 orang laki-laki dewasa, lima perempuan dewasa, dan tiga anak-anak.
Salah seorang imigran R Yubitan, menyebutkan tujuan mereka sebenarnya adalah Australia, sebab di sana banyak masyarakat yang memiliki budaya seperti mereka, dan lebih mudah mencari pekerjaan, apalagi di Sri Llanka sedang ada konflik.
"Kami pergi dari Srilanka karena ada konflik. Menuju Australia sebab di sana lebih mudah mencari kerja. Kami berterima kasih pada tim SAR Indonesia yang telah menyelamatkan kami saat hampir tiga hari tidak makan di kapal karena terombang ambing di laut," katanya.