Rabu 02 Jan 2013 17:44 WIB

Hujan dan Liburan Akhir Tahun Percepat Kerusakan Jalur Selatan

Rep: eko widiyanto/ Red: Heri Ruslan
Tampak jalur selatan Jawa Tengah masih dipadati oleh pemudik
Foto: Republika/M Subarkah
Tampak jalur selatan Jawa Tengah masih dipadati oleh pemudik

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Curah hujan yang tinggi ditambah dengan padatnya lalu lintas kendaraan selama libur akhir tahun, menyebabkan kondisi ruas jalan utama di Jalur Selatan banyak yang hancur.

Lapisan aspal mengelupas sehingga menyebabkan jalan menjadi berlubang. Bahkan di beberapa ruas jalan, kendaraan yang melaju harus sangat berhati-hati karena tidak ada jalan rata yang bisa dipilih.

Kondisi jalan yang masuk kategori rusak berat ini, terutama berada di ruas jalur selatan antara perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat hingga Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap.

Kepala Balai Pelaksana Teknis Dinas Bina Marga Jawa Tengah Wilayah Cilacap, Edy Gunawan, mengakui ruas jalan utama jalur selatan yang menghubungkan Yogyakarta-Bandung ini, kondisinya memang perlu perhatian khusus.

''Sebenarnya, di beberapa bagian ruas jalur selatan ini,  sudah dilakukan pelapisan ulang. Namun karena curah hujan yang tinggi dan padatnya kendaraan selama musim liburan akhir tahun, menyebabkan jalan menjadi cepat rusak,'' katanya, Rabu (2/1).

Dia mennyatakan, dalam upaya mencegah agar kerusakan tidak bertambah parah, sebenarnya pihak sudah berusaha melakukan perbaikan. Antara lain, dengan menambal jalan-jalan berlubang di sepanjang ruas jalan.

''Namun karena hujan yang sering turun, upaya perbaikan yang kami lakukan menjadi kurang optimal. Akhirnya, banyak jalan berlubang yang belum bisa kami tangani,'' katanya.

Ani (45) warga Purwokerto yang pada Selasa (1/1) lalu berlibur bersama keluarganya di Pangandaran Jawa Barat melalui jalur selatan, menyebutkan kerusakan jalan di sepanjang jalur selatan ini, sudah cukup parah.

''Terutama sejak Majenang hingga perbatasan, kendaraan benar-benar harus melaju pelan-pelan. Bukan karena macet, tapi karena kondisi jalan benar-benar buruk,'' katanya.

Yang membuat dia heran, ketika melintasi perbatasan dan memasuki wilayah Jawa Barat, ternyata kondisinya jalannya berbeda jauh dengan kondisi jalan di Jawa Tengah. ''Kok bisa begini ya? Padahal kan jumlah kendaraan yang melintas di jalur selatan Jateng dan Jabar, saya kira sama saja,'' katanya.

Bahkan menurutnya, kerusakan jalan tersebut tidak hanya terjadi pada ruas jalan antara Majenang-perbatasan Jateng/Jabar saja. Tapi sejak mulai dari Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas hingga Wangon, kondisi jalan juga banyak berlubang. Hanya sejak Wangon hingga Lumbir Kabupaten Banyumas saja, kondisi jalan masih kondisi relatif baik.

Mengingat kondisi jalan di jalan utama jalur selatan ini, maka pada saat pulang berlibur dari Pangandaran, dia mencoba melalui jalur alternatif selatan-selatan, yang melalui Kalipucang, Sidareja, Kawunganten hingga Jeruk Legi. ''Meski jalannya sempit, tapi jalan di jalur alternatif ini masih lebih baik dibanding ruas jalan di jalan utama jalur selatan,'' jelasnya.

Terkait hal ini, Edy mengaku, pihaknya masih terus melakukan upaya perbaikan di jalan utama jalur selatan. ''Dalam melakukan perbaikan ini, kita ibaratnya berkejaran dengan hujan. Mudahan-mudahan saja, setelah masa liburan akhir tahun ini kita bisa lebih bisa cepat melakukan perbaikan,'' jelasnya.

Sementara menyinggung soal rencana perbaikan jalan jalur selatan yang bersumber dari APBN 2013, Edy mengatakan, pihaknya telah mengusulkan agar dilakukan pelapisan ulang di beberapa bagian. Antara lain, bagian jalan mulai dari perbatasan Jateng-Jabar hingga Karangpucung, Kabupaten Cilacap, sepanjang 25 kilometer.

''Sebenarnya, pelapisan ulang ruas jalur ini sudah dilakukan sejak tahun 2012. Nah, pada tahun 2013 ini, pelapisan ulang tersebut akan dilanjutkan hingga perbatasan Jateng/Jabar,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement