REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Ribuan nelayan Sukabumi, Jawa Barat, tidak melaut karena cuaca buruk dan masuk musim paceklik ikan. Akibatnya, nelayan memilih bekerja di darat daripada mencari ikan karena khawatir terjadi sesuatu.
''Sekitar 60 persen dari 15 ribu nelayan yang ada di Sukabumi tidak melaut. Akibatnya, hasil tangkapan ikan menurun drastis hingga 80 persen," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Sukabumi, Dede Ola, Rabu.
Dede mengatakan nelayan yang masih bisa melaut adalah nelayan yang menggunakan kapal-kapal besar seperti congkreng, hand line dan rumpon. Sementara, kapal-kapal kecil seperti payang sudah sangat sulit menembus tinggi gelombang laut. Jika dipaksakan melaut, nelayan khawatir terjadi sesuatu atau kecelakaan.
Selain itu, alasan lain nelayan tidak melaut karena hasil tangkapan ikan yang sangat minim. Hasilnya tidak akan sebanding dengan ongkos atau biaya melaut. Sehingga, banyak nelayan yang memilih bekerja di darat seperti menjadi buruh bangunan atau membetulkan kapal dan jaring yang rusak.
"Musim paceklik ikan ini juga mempengaruhi harga ikan laut,'' katanya. ''Bahkan, ada harga ikan yang melonjak dua kali lipat.''