Rabu 02 Jan 2013 07:00 WIB

Tengok Kesehatan Dompet di Tahun 2013

Dompet kosong. perlu kiat mengatur perekonomian keluarga agar tidak besar pasak dari tiang. lustrasi
Foto: .
Dompet kosong. perlu kiat mengatur perekonomian keluarga agar tidak besar pasak dari tiang. lustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh Stevy Maradona

Sambil membaca tulisan ini, saya mengajak Anda untuk merogoh dompet Anda. Ambil dan letakkan di atas meja. Saya minta izin agar Anda berkenan membuka dompet itu dan mengosongkannya. Tenang, ini bukan modus hipnotis massal. Saya tidak punya ilmu gendam macam itu.

Nah, kira-kira apa isi dompet Anda? Apakah uang berlembar-lembar? Ada berapa banyak lembaran berwarna merah dengan gambar Soekarno-Hatta? Ada berapa banyak lembaran uang berwarna biru bergambar I Gusti Ngurah Rai? Mungkin ada pecahan warna hijau Rp 20 ribu dan pecahan Rp 10 ribu?

Atau Anda bukan individu yang doyan membawa uang fisik banyak-banyak. Anda lebih nyaman membawa uang dalam kartu plastik. Entah itu bentuknya kartu debit, kartu kredit, atau kartu belanja lainnya. Ok. Apa pun isi dompet Anda saat ini, saya jamin Anda lebih tertarik dengan bagaimana isi dompet Anda tahun ini! Betul kan! Apakah dompet itu akan bertambah tebal? Atau justru lebih kempis dari tahun 2012? Atau malah tidak ada perubahan dari tahun kemarin alias sami mawon isinya.

Saya beri tahu, kalau Anda sekarang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan sebangsanya, dompet itu pasti lebih tebal tahun ini. Pemerintah sudah memutuskan untuk menaikkan gaji PNS sebesar tujuh persen. Alhamdulillah. Kenaikan ini akan terjadi, biasanya, pada triwulan I 2013.

Kenaikan gaji PNS ini mahfum jadi patokan kenaikan gaji di sektor swasta. Perhitungan kasarnya, perusahaan akan menaikkan gaji maksimal 10 persen saban tahun. Tentu saja, kenaikan itu bisa lebih kalau perusahaan sangat sehat dan profitable tahun ini.

Mendengar PNS naik gaji, kelompok masyarakat lain berharap akan ketularan. Di dalam barisan kelompok ini adalah pengusaha dan pedagang, terutama yang bergerak di sektor ritel.

Artinya apa? Siap-siap harga barang-barang kebutuhan pokok, seperti beras, minyak goreng, telur, bawang, dan lain-lainnya akan bergejolak. Biasanya akan naik 10 persen atau melebihi kenaikan gaji kaum PNS dkk. Namun, Bank Indonesia (BI) memberi prediksi, gejolak harga (baca: inflasi) tahun depan sekitar 4,8 persen. Cukup moderatlah inflasi ini. Kalau harga beras (IR III) tahun lalu Rp 7.000 per liter, tahun ini akan menjadi sekitar Rp 7.350 per liter.

Bagaimana naik turunnya harga bahan pokok 2013 akan bergantung pada keseriusan pemerintah memantau permintaan dan penawaran di pasar. Sebab, penyebab gejolak harga di sektor ini biasanya itu-itu saja. Seperti gagal panen, masalah transportasi logistik, permainan cukong dan makelar, serta gangguan harga dari luar negeri.

Kembali ke dompet Anda yang sekarang masih tergeletak di atas meja. Ajakan saya yang kedua adalah bagaimana melihat utang-utang Anda tahun ini. Apakah utang Anda akan menggerus ketebalan dompet itu? Atau Anda sudah punya sumber penghasilan lain untuk membayar utang itu?

Tapi, ngomong-ngomong, Anda berutang apa saja? Biasanya utangan kelompok berpenghasilan menengah di Indonesia itu, ya rumah/apartemen, kendaraan bermotor, dan kartu kredit. Nasib utang Anda dan dompet itu akan bergantung pada angka ini: 5,75 persen. Ini adalah angka acuan suku bunga perbankan nasional yang dirilis bank sentral. Kalau tak ada goncangan ekonomi apa pun tahun ini, angka tersebut bisa jadi patokan pengeluaran membayar utang.

Tentu, utang kredit pemilikan rumah dan kredit pemilikan kendaraan bermotor besaran bunganya tidak 5,75 persen. Kredit rumah, misalnya, sekarang relatif di posisi 10-17 persen. Sedangkan kredit kendaraan bermotor sekitar enam persen.

Lalu, apa hubungannya dengan 5,75 persen? Sederhananya seperti ini, kalau tiba-tiba angka 5,75 itu berubah menjadi enam atau tujuh persen. Nah! Siapkan dompet Anda untuk membayar lebih. Karena besaran cicilan utang Anda bakal bertambah besar dan mungkin Anda sampai harus merelakan pos pengeluaran lain ditekan. Bahkan, bisa jadi sampai ditunda.

Bagaimana? Saya baru saja mengajak Anda sejenak untuk memperhitungkan kekuatan dompet Anda tahun ini. Bila perekonomian seperti yang pemerintah klaim dalam pidato-pidato resminya, yaitu sehat, Anda tak perlu waswas. Lagi pula, kelas menengah di Indonesia yang besarnya 45 juta orang itu sekarang sedang tumbuh. Mereka menjadi penggerak ekonomi negara ini lewat cara yang sederhana: belanja.

Inilah inti tulisan saya. Dompet Anda dan kunjungan Anda ke pasar atau pusat perbelanjaan adalah roda besar yang menggerakkan mesin ekonomi Indonesia. Kalau Anda tiba-tiba mogok belanja karena sesuatu hal, misalnya, harga barang makin mahal, dampaknya luar biasa gawat. Aksi Anda itu bisa mematikan roda kecil (baca: produsen dan pedagang) atau roda lebih besar lagi di atas (baca: negara).

By the way, saya sudah mengoceh tentang dompet Anda. Bagaimana dengan dompet saya? Ah.. Cukuplah! Maksud saya, cukup sampai di sini saja tulisannya. Saya tak percaya diri kalau berbicara tentang dompet saya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement