Kamis 27 Dec 2012 18:54 WIB

Menhan: TNI tak Tambah Personel

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Dyah Ratna Meta Novi
 Menhan Purnomo Yusgiantoro bersama Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berada dalam pesawat pada acara serah terima 2 unit pesawat CN-295 di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (4/10). (Zabur Karuru/Antara)
Menhan Purnomo Yusgiantoro bersama Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berada dalam pesawat pada acara serah terima 2 unit pesawat CN-295 di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (4/10). (Zabur Karuru/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mengakhiri tahun 2012, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) melaksanakan refleksi terhadap seluruh program kegiatan di berbagai bidang.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, peningkatan kesejahteraan prajurit TNI dan PNS dilaksanakan secara bersinambungan sesuai kemampuan anggaran.

Untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI dan PNS, kata Purnomo, Kemenhan memberikan tunjangan cacat, pelayanan kesehatan, perumahan, dukungan perlengkapan perorangan lapangan (Kaporlap), hingga bantuan beasiswa.

Di dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM), Kemenhan mengacu kepada pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF) dengan melakukan restrukturisasi berdasarkan kebijakan zero growth.

“Tidak ada penambahan personel secara signifikan, antara rekrutmen personel dan yang pensiun seimbang,” kata Purnomo di kantor Kemenhan dalam rilis, Jumat (27/12).

Purnomo  menjelaskan, program sarana pertahanan selama tahun ini adalah melakukan modernisasi alutsista TNI hingga kurun 15 tahun ke depan.

Tahun 2012, menurut Purnomo, telah memasuki tahun ke tiga dari rencana strategis (Renstra) I dan diharapkan sampai pada 2014 pencapaiannya lebih 30 persen.

“Pengadaan alutsista juga mengutamakan produksi dalam rangka meningkatkan kemandirian industri pertahanan,” kata Purnomo .

 Purnomo melanjutkan, sepanjang 2012, pelaksanaan kegiatan yang mengemuka berkaitan dengan analisis strategi pertahanan, konflik laut Cina Selatan, tata ruang wilayah pertahanan, dan pengawasan perbatasan dengan menggunakan kajian ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement