Kamis 27 Dec 2012 16:42 WIB

Natal di Aceh Mencekam, Anggota DPR: Itu Provokasi!

Umat Kristiani menyalakan lilin saat misa natal di Gereja Katolik Hati Kudus, Banda Aceh.
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Umat Kristiani menyalakan lilin saat misa natal di Gereja Katolik Hati Kudus, Banda Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH – Gerah dengan berita miring soal adanya gangguan perayaan Natal di Aceh, anggota Komisi VIII DPR RI, M Nasir Jamil, meminta petinggi agama non-Muslim tidak membuat pernyataan yang bisa memicu kemarahan umat Islam.

"Sebaiknya menahan diri, tidak membuat peryataan seolah-olah ada gangguan pelaksanaan Natal di Aceh," ujar Nasir, dalam pertemuan dengan jajaran pejabat Kanwil Kemenag Aceh, Kamis (27/12).

Dalam pertemuan yang dipimpin oleh Kakanwil Kemenag Aceh, H Ibnu Sa’dan MPd tersebut, hadir Pembimas Kristen Kanwil Kemenag Aceh, Sondang Marbun, serta sejumlah pejabat Kemenag Aceh lainnya. (baca: Berita Soal Natal...)

Kerukunan Umat Beragama (KUB) menjadi salah satu topik yang diangkat oleh Nasir Jamil. Masyarakat Aceh, kata dia, sangat menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama. “Kerukunan umat beragama itu penting dan harus menjaga nilai-nilai ke-Aceh-an yang berlandaskan syariat Islam,” tegasnya.

Nasir menambahkan, Aceh mempunyai semangat menjaga toleransi Agama. Kalau ada ada pendeta yang menyatakan Natal tidak bisa dilakukan di Aceh, maka itu provokator. 

Ia juga meminta agar sang pendeta diberi peringatan. “Pemuka agama di luar agama Islam hendaknya menjaga kerukunan umat beragama," imbaunya.

Dalam kesempatan tersebut, Sondang Marbun mengakui bahwa pelaksanaan Natal di Aceh berjalan lancar. Tidak ada gangguan, apalagi sampai disebutkan mencekam. Sondang pun berjanji akan meminta penjelasan dari Pendeta Nico yang menyebutkan pelaksanaan Natal di Aceh berlangsung mencekam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement