REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sedikitnya 110 pedagang di Stasiun Besar Bogor kehilangan tempat usahanya setelah dilakukannya penertiban dan pembongkaran oleh PT KAI.
Ninih (38) pedagang mainan di Stasiun Besar Bogor mengaku pasrah lapak yang sudah empat tahun ditempatinya dibongkar dan ia tidak boleh lagi berjualan di sekitar stasiun.
"Kami tidak tahu mau jualan dimana lagi, cuma satu-satu ini tempat usaha saya dan suami saya selama tinggal di Bogor," kata Ninih, saat ditemui, Kamis.
Bagi Ninih, Stasiun Bogor tempat ia dan keluarganya berkumpul mencari nafkah. Ninih berjualan di Stasiun Besar Bogor dengan membeli lapak seharga Rp 4 juta melalui orang dalam. Ia berjualan aneka mainan, sedangkan suaminya bekerja dipenitipan motor, begitu juga anaknya yang jualan tahu.
Menurut Ninih, sejumlah pedagang setuju untuk dibongkar karena tidak mempunyai pilihan lain, mengingat lokasi tempat mereka berjualan merupakan milik PT KAI. "Katanya stasiun mau dirapikan, kalau sudah rapi nanti kami akan disediakan tempat berjualan lagi. Tapi kapan itu kami tidak tahu," katanya.
Kebingungan serupa juga dirasakan Ani (35) pedagang koran dan mainan yang sudah lima tahun berjualan di Stasiun Bogor.? "Kami bingung mau jualan dimana lagi, semua tempat sudah padat, karena pembongkaran ini kami jadi pengangguran," katanya.
Ani mengaku, sehari-hari berjualan koran di stasiun untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, mulai dari biaya kontrak rumah, biaya sekolah dua orang anaknya serta makan.
Dalam sehari, penghasilan Ani berjualan di stasiun Bogor tidak menentu, kalau lagi ramai bisa dapat Rp300.000 dan kalau sepi hanya Rp 200.000.
"Kalau memang ada penataan, kami berharap kami disediakan lagi tempat untuk bisa berjualan lagi. Karena kami tidak punya usaha lain selain disini," katanya.
Pembongkaran dan penertiban lapak sejumlah pedagan di Stasiun Bogor berlangsung sejak Rabu (26/12) kemarin. Sebanyak 63 lapak pedagang yang ada di area stasiun dekat Mayor Oking dibongkar.
Pembongkaran melibatkan 200 petugas dari PT KAI, Polisi, DLLAJ dan Satpol PP. Selain pedagang, penertiban juga diberlakukan untuk parkiran.
Menurut Kepala Humas PT KAI Daop I Jakarta, Mateta Rijalulhaq, pembongkaran dan penertiban dilakukan dalam rangka pembenahan sarana di Stasiun Bogor. "Rencananya lokasi Mayor Oking akan dibangun tempat parkir untuk kereta dan juga motor. Maka daerah ini harus streril dan dirapikan," katanya.
Ia mengatakan, penataan stasiun ini juga terkait dengan penugasan Perpres nomor 83 tahun 2011 dan Undang-Undang ?nomor 23 tahun 2007 serta target PT KAI untuk mengangkut penumpang 1,2 juta pada tahun 2018.
"Diperlukan pemakasimalan pemanfaatan lahan yang ada di stasiun guna mendorong terwujudnya amanat dari dari pemerintah tersebut," ujarnya.
Sementara itu, pembongkaran sejumlah kios di stasiun Bogor masih berlanjut. Satu unit alar berat beko dioperasionalkan untuk merubuhkan bangunan kios yang ada di sisi belakang (Mayor Oking) Stasiun.
Sejumlah petugas keamanan dari PT KAI, Polisi dan DLLAJ terlihat berjaga-jaga di sekitar lokasi pembongkaran.