REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH – Perayaan Hari Raya Natal di Aceh sudah jelas berlangsung aman. Semua agenda Natal berjalan tanpa gangguan yang membuktikan tingginya tingkat toleransi umat Islam di Aceh.
Namun anehnya, sebuah berita di BBC Indonesia menulis hal yang berbeda dengan kondisi di lapangan.
Seperti diketahui, BBC Indonesia tanggal 24 Desember 2012 memuat sebuah laporan bahwa: "Sebagian umat Kristen di Aceh tak bisa gelar misa di gereja".
Dalam beritanya, BBC Indonesia menyatakan para jemaat dari sembilan gereja di Kota Banda Aceh tersebut menggelar misa di lokasi terpisah secara tertutup.
Menurut BBC yang mengutip pendeta Nico, perayaan Natal ini berbeda dengan tahun lalu. "Tahun ini sifatnya lebih mencekam begitu takut juga sih, tiba-tiba nanti ada orang atau apa gitu," tambah Nico kepada BBC.
Terkait dengan berita ini, Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) mengecam berita tersebut. Berita ini sangat menyudutkan dan penuh dengan fitnah. "Kami mengecam berita yang menyudutkan ini," kata Juru Bicara KWPSI, Azhari, yang juga wartawan Antara.
Hal ini disampaikan Azhari saat pembukaan acara "Refleksi dan Do'a Bersama Mengenang Para Suhada Tsunami" yang diselenggarakan KWPSI di Rumoh Aceh Kupi, Lamnyong, Banda Aceh, Rabu (26/12).
Sekjend Gema Aneuk Muda Nanggroe Aceh (GAMNA), Tgk Muhammad Nasir, yang hadir dalam acara tersebut juga sangat menyayangkan berita tersebut. "Kami mempersoalkan berita ini. Ternyata mereka tidak bisa menghargai toleransi masyarakat Aceh terhadap minoritas,” ujarnya.
Kecaman serupa juga datang dari aktivis santri dan penulis Muda Aceh, Teuku Zulkhairi, ia mendesak agar tokoh Islam, pemerintah Aceh dan Kementerian Agama harus bersikap terkait berita ini. "Ini fitnah untuk masyarakat Aceh,” ujarnya.
Teuku Zulkhairi menambahkan, berita itu seperti pemaksaan opini agar Aceh dipandang negatif oleh dunia luar. “Maka, kami mendesak pemerintah agar bersikap, jangan sampai Aceh terus diopinikan buruk oleh para jurnalis yang tidak bertanggung jawab yang menulis berita untuk suatu kepentingan,” tegasnya.
Sementara itu, pendeta HKBP Amrin Sihotang S.Th, mengatakan persiapan Natal 2012 berjalan lancar. Saat itu tidak ada gangguan apa pun melakukan persiapan dalam menyambut hari besar umat Kristiani.
“Semua berjalan lancar tanpa ada isu-isu miring menerpa jemaat. Sampai saat ini tidak ada hambatan apa pun dalam melakukan persiapan," ujarnya, Senin (24/12), sebagaimana dikutip oleh The Globe Journal.
Tata Laksana Natal Gereja Katolik Hati Kudus, R Nainggolan, juga mengakui kemajemukan umat beragama di Aceh dan perayaan Natal berjalan lancar. “Aceh menjadi contoh untuk kerukunan umat beragama," ujarnya. “Meskipun Aceh menerapkan syariat Islam, tapi masyarakat di sini masih menghargai perbedaan antaragama.”