REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Sukabumi membentuk tim untuk memantau peredaran bakso menyusul maraknya peredaran bakso babi di beberapa daerah Kota Sukabumi.
"Kami sudah membentuk tim untuk memantau peredaran dan distribusi bakso yang masuk ke Kota Sukabumi untuk mengantisipasi adanya bakso babi yang diselundupkan," kata Ketua DPRD Kota Sukabumi, Aep Saepurrahman kepada ANTARA, Minggu.
Menurut Aep, walupun informasi dari Pemerintah Kota Sukabumi seperti dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagang (Diskoperindag) dan Dinas Kesehatan setempat belum ditemukan adanya bakso babi yang beredar atau masuk Kota Sukabumi, tetapi kondisi itu tetap membuat resah masyarakat.
Bahkan untuk mengantisipasi peredaran bakso babi, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan inpeksi mendadak (sidak) ke sejumlah distributor bakso dan tempat-tempat pembuatan bakso serta pedagang bakso lainnya.
Dikatakan Aef, peredaran bakso babi ini juga harus mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah setempat dan juga harus memperketat pengawasan terhadap penjualan dan distribusi bakso. Dan juga, pihaknya tidak segan memberikan sanksi jika ada oknum yang sengaja membuat atau menjual bakso babi.
"Kami sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan seperti kepolisian untuk melakukan antisipasi-antisipasi masuknya bakso babi ke Sukabumi," kata Aef.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi menjamin bahwa bakso babi tidak beredar dan masuk ke Kota Sukabumi, karena dari pengawasan dan penelitian terhadap beberapa sample bakso belum ditemukan ada bakso yang menggunakan daging babi.
"Kami menjamin bahwa bakso-bakso yang dijual di Kota Sukabumi aman dan halal untuk dimakan karena dari hasil pemeriksaan kami tidak ditemukan adanya bakso babi beredar di Sukabumi," kata Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Rita Nenny.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
