REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pencegahan penularan virus flu burung kepada manusia dapat dilakukan melalui beberapa cara. Selain dengan vaksinasi pada unggas, juga dengan meningkatkan kekebalan tubuh manusianya.
Saat ini, telah dipatenkan telur ayam yang mengandung formula anti-virus flu burung. Telur ini merupakan temuan Prof. Dr. drh. Retno D Soejoedono, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) beserta tim yang meneliti tentang telur ayam sebagai pabrik biologis imunoglobulin Y yang berkhasiat obat.
"Telur ini memiliki anti virus H5N1 dalam kuning telurnya yang digunakan sebagai imunoterapi atau imunisasi pasif," kata Retno dalam konferensi pers Orasi Ilmiah, Jumat (21/12). Penemuan ini, tambahnya dikerjakan sejak tahun 2008 dan sekarang telah memiliki hak paten.
Telur anti-flu burung ini, menurutnya dapat dibuat dengan teknologi yang mudah sehingga para peternak pun dapat melakukannya. "Kami ingin membuatnya dalam skala yang lebih banyak agar dapat lebih mudah dijangkau masyarakat namun masih memerlukan dukungan industri," kata dia.
Ia mengaku, telur ini telah dilirik pihak asing yang ingin membelinya dan disebarkan di luar negeri. "Betul, sudah ada yang meminta kepada saya tetapi masih saya pending," kata dia.
Sebelumnya, ia telah mencoba teknik ini untuk memproduksi Anti Tetanus Serum (ATS) yang digunakan untuk kuda dan digunakan hingga kini. Retno menuturkan, latar belakang penggunaan telur ayam sebagai penghasil imuglobulin atau antibodi sejalan dengan issue animal walfare.
"Hal ini akan menurunkan resiko menyakiti hewan ketika pembuatan formula antibodi seperti yang biasa dilakukan sekarang ini," kata dia. Sementara, penggunaan telur ayam ini relatif lebih murah dan tidak menyakiti hewan.
Selama ini, kelinci, tikus, kuda atau pun mamalia lain yang biasa digunakan sebagai hewan percobaan atau inang pemproduksi antibodi sering kali mengalami efek samping yang membahayakan hewan tersebut.
"Seperti kuda yang disuntik terus menerus dengan racun tetanus untuk memproduksi serum anti tetanus sering kali mengalami kasus amiloidosis," kata dia.