Jumat 21 Dec 2012 12:21 WIB

Hidayat Nur Wahid : Jangan Panik karena Ramalan Kiamat

Rep: Ira Sasmita/ Red: Citra Listya Rini
Hidayat Nur Wahid
Hidayat Nur Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan ramalan tentang hari kiamat yang dilontarkan suku Maya jatuh pada hari ini, Jumat (21/12) tidak perlu ditanggapi serius. 

"Itu hanyalah ramalan, dan tidak bisa dipercaya 100 persen. Dan tidak perlu berpanik-panik menanggapinya," kata Hidayat saat ditemui pada acara "Refleksi Akhir Tahun 2012 Fraksi DPR, di Senayan, Jakarta, Jumat (21/12).

Ramalan mengenai hari akhir, menurut Hidayat, bukan hanya disampaikan Suku Maya. Pengalaman mengenai kedatangan kiamt sudah muncul sejak tahun 1999. Yang menyebutkan kiamat terjadi pada tanggal 9 September 1999. 

Pada saat itu, diceritakannya, banyak masyarakat terperdaya. Bahkan beberapa kelompok pergi menuju Banyuwangi, karena diisukan di daerah tersebut ada tempat berlindung. Namun ternyata ramalan kiamat tidak terbukti pada hari itu. 

Isu kiamat, ujar Ketua Fraksi PKS DPR itu juga kembali mencuat pada tahun 2001. Sekelompok penggiat gereja di Bandung, meyakini bahwa akan ada kiamat sehingga mereka berkumpul digereja. Tetapi lagi-lagi keyakinan mereka tidak terbukti. 

"Jadi, tidak perlu panik, tidak perlu takut. Justru karena ini belum kiamat, maksimalkan waktu yang ada," ungkap mantan Ketua MPR itu.

Menurutnya, semua umat harus memaksimalkan setiap waktu dan anugerah hidup yang dimiliki. Karena, hari kiamat seperti diterangkan dalam kitab suci Al Quran ataupun kitab suci agama lain, memang dipastikan akan datang. 

Tetapi tidak pernah disebutkan kapan persisnya akhir dunia itu akan terjadi. Hidayat menilai ada beberapa hal positif yang bisa diambil dari munculnya isu-isu atau ramalan mengenai kiamat. 

"Ternyata bab kiamat itu juga menjadi perhatian banyak orang. Itu artinya bahwa, bab mati, jadi perhatian banyak orang. Karena bab mati, itu tidak ada yang tahu," ungkapnya.

Sehingga, dengan kesadaran itu diharapkan setiap manusia kembali melakukan refleksi terhadap hidupnya. Termasuk para politisi, agar kembali menyadari fungsi dan tugasnya sebagai corong dan penyambung kepentingan rakyat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement