REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, kekeringan, kebakaran lahan hutan, puting beliung, dan gelombang pasang akan mendominasi selama 2013. Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam'Evaluasi Penanggulangan Bencana Tahun 2012 dan Prediksi serta Atisipasi Bencana 2013', di Jakarta, Kamis (20/12).
"2013 didominasi bencana hidrometeorologi. Hal tersebut disebabkan Indonesia masih dalam musim penghujan. Meskipun BMKG menyatakan musim penghujan normal hingga Mei 2013 yaitu 50 persen, namun El Nino sebesar 32 persen dan La Nina 18 persen berpotensi terjadi di Sulawesi Tenggara, NTT dan NTB yang curah hujannya di bawah normal yaitu 10-15 persen," beber Sutopo.
Sutopo mengungkapkan banjir dan longsor berpotensi terjadi hingga Maret 2013. Puncak banjir dan longsor, tuturnya, akan terjadi pada Januari-Februari 2013.
"Sebanyak 315 kabupaten/ kota dengan penduduk 60,9 juta jiwa tinggal di daerah rawan banjir sedangkan 270 kabupaten/ kota dengan penduduk 124 juta jiwa berada di daerah rawan longsor," jelasnya.
Sementara itu, potensi banjir lahar dingin terjadi di Gunung Merapi, Gunung Gamalama, Gunung Bromo, Gunung Lokon dan Gunung Soputan hingga Maret 2013.
"Untuk kebakaran lahan dan hutan selama musim kemarau berpotensi terjadi di delapan provinsi langganan yaitu Sumatra Utara, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
Kekeringan berpotensi terjadi selama Agustus hingga Oktober di Pulau Jawa, Pulau Bali, NTT dan daerah-daerah yang defisit air," beber Sutopo.
Sutopo menambahkan kejadian bencana puting beliung cenderung mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Selama 2002-2011 jumlah kejadian bencana puting beliung meningkat 28 kali lipat. "Bencana puting beliung menyebar di perkotaan dan perdesaan. Di masa mendatang ancamannya akan makin meningkat seiring meningkatnya pengaruh perubahan iklim global dan antropogenik," ungkap Sutopo.
BNPB melansir terdapat 404 kabupaten/ kota di Indonesia dengan jumlah penduduk 115 juta jiwa tinggal di daerah rawan bahaya puting beliung. Sebaran rawan puting beliung berada di sepanjang barat Sumatera, Pantura Jawa, NTT, dan selatan Sulawesi Selatan. "Potensi puting beliung diperkirakan hingga Maret-April 2013," ujar Sutopo.
Sampai saat ini sistem peringatan dini bahaya puting beliung belum tersedia sehingga penyampaian informasi kepada masyarakat masih terbatas. "Saat ini BNPB, BMKG, dan BPPT telah melakukan diskusi untuk mencarikan solusi dari ancaman bencana ini," ujarnya.
Sutopo mengungkapkan, bencana hidrometerologi hanya satu dari empat jenis bencana di Indonesia selain bencana geologi berupa gempabumi, tsunami, erupsi gunung api; bencana biologi berupa epidemic, dan wabah penyakit; dan bencana sosial berupa konflik social dan teror.