REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyatakan sudah memproduksi pesawat tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicles dan menyiapkannya untuk memantau bencana di tanah air.
"Pesawat ini kami sudah produksi tahun ini dan sudah jalan," ujar Kepala Lapan, Bambang S Tejasukmana, usai membuka lokakarya Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional di Jakarta, Kamis (20/12).
Pesawat tanpa awak tersebut diberi nama LSU-03 dan mampu membawa beban hingga 10 kilogram dan bisa terbang hingga ketinggian 500 meter. LAPAN, kata Bambang, sudah menerbangkan pesawat tersebut untuk memotret kondisi gunung berapi dan luas areal pertanian.
"Sekarang kami sedang menyiapkan pesawat tanpa awak tersebut untuk memantau bencana yang terjadi di Tanah Air," tambah dia. Dia menambahkan pesawat tanpa awak efektif untuk memantau bencana seperti longsor ataupun banjir.
Pesawat itu dikendalikan melalui komputer. Di badan pesawat ditempatkan kamera untuk memotret wilayah yang dipantau. Lapan, lanjut dia, saat ini sedang mengembangkan metode, personil dan prosedurnya. "Pesawat tersebut itu hasil kreasi Lapan," tukas dia.
Disinggung, apakah pesawat tersebut juga ditujukan untuk kepentingan komersil? Bambang mengatakan pihaknya belum berencana mengeluarkannya untuk umum.